Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

ASEAN Motor Stabilitas dan Pertumbuhan Global

Media Indonesia
10/5/2023 11:45
ASEAN Motor Stabilitas dan Pertumbuhan Global
Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

ASIA Tenggara memiliki peranan penting dalam perdagangan global sejak dahulu kala. Kawasan ini asih menjadi destinasi investasi. Kekayaan sumber daya alam, potensi industri pariwisata, dan jumlah penduduk yang besar menjadi beberapa daya tariknya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara juga cukup baik. Indonesia meyakini bahwa Asia Tenggara masih relevan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Keyakinan itu ditunjukkan Indonesia selaku pemegang Keketuaan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) 2023 dengan memilih tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

Baca juga: Presiden: Persatuan ASEAN Kunci Wujudkan Perdamaian dan Pertumbuhan

Untuk mengetahui lebih jauh kiprah Indonesia dalam KTT ASEAN, wartawan Media Indonesia Palce Amalo mewawancarai Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G. Plate di Media Center KTT ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, kemarin. Petikannya:

Keketuaan Indonesia tahun ini diharapkan mampu mendorong meningkatkan kolaborasi ASEAN sehingga negara-negara ASEAN bisa saling mengisi satu sama lain. Apa saja Agenda yang diusung Indonesia untuk menunjang tujuan itu?

 Dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN, Indonesia mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, ada tiga pilar yang ingin dihasilkan, pertama bagaimana menjaga dan memastikan ASEAN tetap relevan, bagaimana membicarakan ASEAN tetap mampu menghadapi tantangan-tantangan ASEAN ke depan misalnya masalah Myanmar dan external shocks, dan mampu harus menjadi motor stabilitas dan perdamaian kawasan.

Pilar yang kedua pilar Epicentrum of Growth. Indonesia harus terus memperkuat kerja sama konkrit dan membumikan berbagai kerjasama agar bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Dengan demikian, kita berharap ASEAN dapat terus menjadi pusat pertumbuhan, terutama dapat mampu menghadapi external shocks tersebut, makanya ada yang namanya pertemuan yang membahas Indonesia-Malaysia-Thailand Golden Triangle (IMT-GT), dan Brunei Darussalam-IndonesiaMalaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Ini dalam rangka memperkuat pilar epicentrum of growth. Pilar ketiga adalah berkaitan dengan implementasi dari ASEAN Outlook on the IndoPacific.

Baca juga: Timor Leste Tegaskan Siap Penuhi Kewajiban untuk Jadi Anggota Penuh ASEAN

Tiga pilar ini akan dibicarakan dan menjadi acuan keketuaan Indonesia dalam rapat-rapat yang dipimpin Presiden Jokowi. Hal ini penting mengingat semakin tajamnya rivalitas di kawasan IndoPasifi k.

Kita tidak bisa menghindar, realitas ASEAN ini juga dihadapkan dengan rivalitas, tegangan-tegangan seperti di Laut China Selatan. Jadi, kepemimpinan Indonesia di ASEAN digunakan untuk meletakan fondasi bagi visi jangka panjang ASEAN yang disebut dengan Post-2025. Makanya kita perlu dua rapat, KTT pertama di Labuan Bajo 10-11 Mei dan KTT kedua di Jakarta 5-7 September.

Itu tiga pilar penting yang menjadi agenda presiden dalam memimpin rapat-rapat. Hal ini kita perlu penguatan kapasitas dan penguatan institusi agar ASEAN ini dapat lebih agility.

Selain itu, Indonesia juga ingin membumikan kerja-kerja sama yang konkret dalam tujuh pertemuan yang dipimpin presiden, seperti di sektor kesehatan, energi, stabilitas keuangan, dan trafficking in persons. Saat ini kita juga tahu, pekerja migran kita di Kamboja dan Myanmar perlu mendapat perlindungan sehingga energy, financial stability, trafficking in persons itu menjadi agenda penting yang dibahas lebih konkret, dan mendorong kerjasama inklusif dan konkret dalam rangka implementasi dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Ada tujuh rapat yang dipimpin Presiden pada 10 Mei dan pada 11 Mei dilakukan retret dan ada 20 pertemuan subregional.

Di samping itu, Presiden juga akan memimpin antara 3-4 pertemuan bilateral. Di dalam pertamuan itu kita harapkan ada 12-13 deliver boost yang dihasilkan, seperti penguatan kapasitas ASEAN. Salah satu yang dibicarakan dalam ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) adalah road map keanggotaan Timor Leste ke ASEAN.

Indonesia meyakini bahwa Asia Tenggara masih relevan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Bisa Pak Menteri jelaskan?

Itulah Epicentrum of Growth. Kita kan tahu ASEAN ini mempunyai dukungan daya beli yang kuat melalu jumpah penduduk dan demografi sekitar 600 juta orang. Tingkat pertumbuhan ASIA Tengara ekonomi saat ini, terlepas dari external shocks di saluran distribusi, terlepas dari supply chain yang terganggu akibat covid-19 dan perang, tapi kawasan ini mempunya tingkat pertumbuhan yang tinggi, termasuk Indonesia.

Baca juga: Presiden Jokowi Sambut Kedatangan Para Pemimpin Negara ASEAN

Saat negara-negara besar di dunia mengalami tekanan, bahkan ada yang konstraksi ekonomi, Indonesia bertumbuh positif di atas 5% pada 2022 dan 2023, dan tingkat inflasi yang terjaga dengan baik jika dibandingkan dengan banyak negara karena Presiden terlibat secara aktif mengendalikannya.

Peran kolaboratif pemerintah pusat-daerah dan lintas kementerian-lembaga betul-betul terasa sehingga ini membantu Indonesia mempunyai daya tahan yang kuat terhadap tekanan-tekanan dari luar.

KTT ASEAN ini perlu dipersiapkan secara matang dari sisi infrastruktur penunjang dan juga dari sisi promosi kepada wisatawan mancanegara.

Apa saja infrastruktur penunjang dan infrastruktur digital yang dipersiapkan untuk pelaksanaan KTT ASEAN ini?

 Infrastruktur fi sik harus terjaga di Indonesia dan kawasan sehingga penting sekali untuk tetap fokus pembangunan fi sik, apalagi konektivitas fi sik akan menentukan berapa besarnya tingkat biaya sumbangsih di sektor ini terhadap biaya-biaya perekonomian kita. Semakin bagus infrastruktur tentu costnya semakin efi sien.

Di era sekarang, juga konektivitas digital, tidak saja Indonesia tetapi konektivitas kawasan dengan dunia global. Ada tiga pilar penting dalam pembangunan infrastruktur yaitu kabel optik.

Jaringan kabel optik di Indonesia di darat dan laut lebih dari 360.000 kilometer. kemudian tersedianya jaringan backhaul dan ketiga adalah base transceiver station (BTS).

Untuk Labuan Bajo sejalan dengan pembangunan lima destinasi super prioritas pariwisata. Labuan Bajo termasuk sudah sangat advance dibangunnya. Di sini sudah terhubung dengan baik fi ber optik di darat dan di laut di seluruh wilayah NTT dan dengan Nusa Tenggara Barat ke Bali dan Jawa, dan konektivitas melalui Jawa ke Batam dan Singapura dan dunia sudah tersambung.

Untuk wilayah selatan, fi ber optik terhubung dari Kupang ke Perth di Australia selatan. Jadi kita mempunya jaringanjaringan tulang punggung fi ber optik bawah laut yang sudah terhubung dengan baik untuk mendukung Labuan Bajo.

Di Kecamatan Labuan Bajo sudah ada 228 BTS 2G, 3G, 4G, 5G. Untuk menopang titiktitik penting KTT ASEAN telah ditambah 49 titik infrastruktur digital. Lokasi pertemuan didukung oleh infrastrukur 4G dan 5G.

Bagaimana Indonesia melakukan kolaborasi di antara negara ASEAN, terutama dalam memanfaatkan kesempatan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di kawasan Asia Tenggara?

 Indonesia punya kekuatan ekonomi rendah karbon, komitmen kita terhadap COP26, COP27 dan Paris Agreement. Komitmen itu tidak saja di atas kertas, tetapi Presiden betul-betul terjemahkan dalam kebijakan konkrit. Misalnya, transisi energi kita ke Electronic Vehicles, lalu program penanaman mangrove.

 Komitmen itu bukan saja untuk masa depan dunia dan generasi kita, tetapi manfaat ekonomi daripada karbon kredit itu sendiri. Persoalan sekarang bagaimana karbon kredit disiapkan sedemikian rupa sehingga dia lebih mudah di dalam transaksi.

Karbon kredit itu masih banyak retorika dari banyak negara, kita inginkan implementasi lapangan dan implementasi dalam transaksitransaksi ekonomi secara langsung sekaligus pengurangan emisi karbon.

 Sejauh mana kebijakan publik Pak Menteri menyukseskan KTT ASEAN dengan merangkul seluruh stakeholder, termasuk media?

Kita menerima penugasan sebagai ketua ASEAN, tidak saja dalam menyelenggaran event. KTT pasti memberikan dampak ekonomi, tapi tidak saja itu, tapi harus bermanfaat bagi kepentingan masyarakat dan ekonomi negara kita, khususnya ekonomi ultra, mikro, kecil, dan menengah yang menjadi tulang punggung GNP nasional kita. Jadi kebijakan deliver boost dalam rapat harus bisa ditransmisikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu dan mengambil bagian secara konkret.

Transmisinya adalah bagaimana media menyajikan menunya, narasi dan substansinya dengan baik, serta mudah dimengerti, dipahami dan disukai oleh masyarakat. Di situlah peran strategisnya media. (I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya