Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Banyak Mahasiswa Indonesia di Sudan, Ini 3 Bidang Studi yang Jadi Incaran

Naufal Zuhdi
29/4/2023 20:23
Banyak Mahasiswa Indonesia di Sudan, Ini 3 Bidang Studi yang Jadi Incaran
Pintu Masuk International Unniversity of Africa di Sudan(Dok. Wikipedia)

PAKAR politik Timur Tengah Universitas Indonesia yang juga alumnus Sudan, Abdul Muta'ali, mengatakan Sudan menjadi destinasi kedua pendidikan warga negera Indonesia (WNI) setelah Mesir. Menurutnya, ada 3 bidang keilmuan yang jadi keunggulan Sudan.

"Pertama bidang bahasa arab. Bahasa Arab-Sudan bukan hanya de jure, tapi de facto. Itu kajiannya lebih maju, lebih modern dibanding kawan-kawan yang ada di Mesir," kata Abdul saat dihubungi pada Sabtu (29/4).

Menurut Abdul, bahasa Arab-Sudan berdasarkan referensi kitab Fiqh Al-Lughah wa Sirrul Arabiyyah karya Abdul Malik bin Muhammad bin Ismail Abu Manshur At-Tsa'alabi (w. 429 H), 80% kosa kata pada ensiklopedi buku tersebut adalah dialek Arab-Sudan.

Baca juga : Biaya Kuliah Mahal, Cak Imin : Kita akan Beri Kredit Mahasiswa

"Bahkan banyak disertasi di Al-Azhar sendiri yang ditulis tokoh-tokoh besar. Boleh dibilang bahwa alumni doktor-doktor bahasa Arab yang ada di Indonesia 95% adalah alumni dari Sudan," ujarnya.

"Karena itu di Indonesia ada namanya Ikatan Pengajar Bahasa Arab, ketua nya rata-rata alumni Sudan, dan yang mendirikannya juga alumni Sudan," tambahnya..

Kajian dalam bahasa Arab di Sudan luar biasa dan sangat maju, dari sisi teksnya sangat memungkinkan bahwa Bahasa Arab-Sudan lebih dekat dengan standar Arabic.

Baca juga : Rektor Unas: Mahasiswa Baru Perlu Terus Mengasah Kemandirian

Bidang studi kedua adalah kajian keuangan islam (islamic finance). Meski tergolong negara berkembang, pengelolaan keuangan di Sudan secara syariah terbilang cukup maju. Hal itu terlihat dari banyaknya beasiswa yang diberikan oleh mahasiswa asing.

Beasiswa itu berasal dari badan wakaf, badan zakat yang dikelola secara independen. Menurut Abdul, sekitar 95% mahasiswa Indonesia yang kuliah di Sudan merupakan peraih beasiswa.

"Ada salah satu universitas di Sudan yang bernama Africa University yang setiap tahun memberikan beasiswa sebanyak ratusan secara cuma-cuma," tuturnya.

Baca juga : Uni Eropa Beri Beasiswa Erasmus untuk 78 Mahasiswa Indonesia Kuliah di Eropa

Pemerintah Sudan memberikan 40 kursi untuk mahasiswa Indonesia, S3 sebanyak 10 kursi dan semuanya beasiswa.

"Kenapa bisa karena disana badan wakaf, badan zakat bekerja secara otonom, dari sanalah beasiswa pendidikan untuk mahasiswa asing," ungkapnya.

Bidang studi ketiga tentu sama dengan Mesir yaitu bidang Agama. Menurut Abdul, nuansa keislaman dan tasawuf Sudan lebih kental dibanding Mesir.

Baca juga : Program The Future Leader 15th Tawarkan Beasiswa Penuh S2 Manajemen

"Kita ingin kajian keislaman yang lebih berbicara masalah kesucian hati, tasawuf, keramahan dan sebagainya. Itu sebabnya negara ini digandrungi menjadi destinasi pendidikan mahasiswa kita," tujasnya.

Abdul sangat menyayangkan nasib mahasiswa Indonesia yang sedang berkuliah di Sudan tetapi terpaksa harus dipulangkan ke Indonesia karena adanya konflik di Sudan.

"Di satu sisi kampus-kampus islamnya luar biasa berbicara Islam, tapi itu hanya di kampus saja, nah dalam gerakan politiknya apalagi kalau berbicara peralihan kekuasaan selau dengan kudeta," papar Abdul.

Baca juga : Djarum Foundation Kembali Buka Program Beasiswa  

Ia menilai perang yang saat ini terjadi di Sudan, akan membutuhkan waktu untuk pemulihan yang tidak sebentar.

"Karena perang ini tidak jelas ujungnya kapan, memang salah satu solusinya itu keberadaan negara tetangga harus turun tangan seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, harus ada negara yang menjadi mediator," bebernya.

Abdul dan seluruh masyarakat Indonesia, khususnya para alumni dari Sudan sangat berterima kasih kepada pemerintah yang melakukan evakuasi.

Baca juga : Ajinomoto Tawarkan Beasiswa Program S2 di Jepang Bagi Mahasiswa Indonesia

"Saya kira mahasiswa ini mohon dibantu oleh KBRI, oleh Kemendikbudristek untuk berkoordinasi dengan pimpinan kampus yang ada di Sudan untuk bisa melakukan konversi atau transkrip nilai agar mereka bisa melanjutkan pendidikannya di Indonesia," pungkasnya.

Ia berharap kampus-kampus Indonesia yang mungkin banyak alumni dari Sudan bisa menampung mereka.

"Jadi disini harus ada kerjasama antara Kemendikbudristek, Depag, dan Pemerintah Sudan, karena kasian WNI kita yang jadi mahasiswa yang menunggu perang ini selesai, saya kira itu bukan solusi," tandasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya