Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong Un meminta para ilmuwan negaranya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir dan membangun senjata yang lebih kuat.
Seruan terbaru Kim, merupakan pengulangan dari janji sebelumnya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial, muncul menjelang jadwal kedatangan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan pada hari Selasa (28/3).
Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan Pemimpin Kim, dalam sebuah pengarahan dengan para pejabat dari lembaga senjata nuklirnya, mengatakan bahwa Korea Utara harus bersiap-siap untuk menggunakan senjata nuklirnya kapan saja dan di mana saja. "Kita tidak boleh puas dengan pekerjaan untuk mengkonsolidasikan postur respons menyeluruh dari kekuatan nuklir kita dan harus terus berusaha untuk memperkuat kekuatan nuklir dengan mantap," kata Kim seperti dikutip oleh KCNA, dari Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.
Baca juga : Korea Utara Klaim Uji Coba Drone Nuklir Bawah Air
Kim meminta para pejabatnya untuk mengembangkan produksi bahan nuklir kelas senjata secara menyeluruh untuk mengimplementasikan rencananya dan meningkatkan persenjataan nuklir secara eksponensial. “Memacu untuk terus memproduksi senjata nuklir yang kuat,” ujar Kim kepada para pejabatnya.
Korea Utara tahun lalu menyatakan dirinya sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir yang tidak dapat diubah dan Kim baru-baru ini menyerukan peningkatan produksi senjata secara eksponensial, termasuk senjata nuklir taktis.
Baca juga : Kiriman Senjata Nuklir Inggris di Ukraina Buat Rusia Murka
Menurut laporan KCNA Kim juga diberi pengarahan tentang sistem manajemen senjata nuklir terintegrasi berbasis IT yang disebut Haekbangashoe, yang berarti pemicu nuklir. Disebutkan keakuratan, keandalan, dan keamanan sistem ini telah diverifikasi selama latihan baru-baru ini yang mensimulasikan serangan balik nuklir.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan bahwa media Korea Utara juga merilis foto-foto untuk pertama kalinya saat Kim menginspeksi hulu ledak nuklir taktis yang dikenal sebagai Hwasan-31. (Aljazeera/Z-4)
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Pemred media Iran Kayhan menuduh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dan menyerukan eksekusi terhadapnya.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
PAKAR Hubungan Internasional UGM, Muhadi Sugiono, berpendapat sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia perlu mengambil sikap yang jelas dan tegas atas perang Iran-Israel.
Korea Utara kembali melakukan ujicoba nukril, Amerika Serikat mengaku tidak terkejut.
Korea Utara (Korut) mengklaim telah melakukan uji coba drone bawah air berkekuatan nuklir. Drone itu disebut mampu menimbulkan ledakan yang akan diikuti tsunami radioaktif
Latihan peluncuran rudal yang terbilang mendadak, sekaligus menegaskan kesiapan Korea Utara untuk melakukan serangan balik terhadap pasukan musuh.
Dalam hal ini, jika Korea Utara berani mnegulang uji coba nuklir. Ketiga negara sekutu tersebut siap memberikan respons serius yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Uji coba nuklir Korea Utara mencapai yang terbanyak dalam 10 tahun terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved