Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
PRESIDEN Bank Dunia David Malpass, Rabu (15/2), mengumumkan dirinya akan mundur, hampir setahun lebih cepat dari waktu berakhirnya masa jabatannya akibat sikapnya terhadap perubahan iklim.
Tokoh veteran Partai Republik Amerika Serikat (AS) itu ditunjuk sebagai Presiden Bank Dunia pada 2019 ketika Donald Trump menjabat sebagai presiden AS.
Di masa jabatannya, Malpass memimpin Bank Dunia menghadapi berbagai krisis global mencakup pandemi covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan melambatnya perekonomian dunia.
Baca juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 1,7%
"Setelah mempertimbangkan dengan matang, saya memutuskan mencari tantangan baru," ujar Malpass dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis Bank Dunia.
"Ini adalah kesempatan agar terjadi peralihan kepemimpinan dengan mulus saat Bank Dunia bekerja keras menghadapi meningkatnya tantangan global," lanjut pria berusia 66 tahun itu.
Selama beberapa bulan terakhir, Malpass menghadapi desakan untuk mundur dari aktivis lingkungan karena dianggap tidak berbuat banyak menghadapi perubahan iklim.
Pada September tahun lalu, aktivis lingkungan menyerukan agar Malpass dipecat setelah dia berulang kali menolak mengatakan bahwa emisi akibat aktivitas manusia bertanggung jawab atas pemanasan global.
Kala itu, Malpass menegaskan dirinya tidak akan mundur meski desakan agar dirinya didepak semakin kuat.
Gedung Putih juga mengkritik Malpass dengan juru bicara Karine Jean-Pierre mengatakan Presiden Bank Dunia seharusnya menjadi pemimpin dalam menghadapi perubahan iklim.
Adapun Bank Dunia, dalam sebuah pernyataan, Rabu (15/2), menegaskan mereka telah bertindak cepat dalam menghadapi tantangan global, salah satunya dengan mengumpulkan dana sebesar US$440 miliar untuk menghadapi perubahan iklim, pandemi, dan masalah lainnya.
"Di bawah kepemimpinan Malpass, Bak Dunia telah menggandakan dana iklim bagi negara berkembang, mencapai rekor US$32 miliar pada tahun lalu," tegas Bank Dunia.
Masa jabatan Malpass seharusnya berakhir pada 2024. (AFP/OL-1)
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Pernyataannya ini beberapa bulan setelah berselisih dengan Gedung Putih karena tidak mengatakan apakah ia menerima konsensus ilmiah mengenai pemanasan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved