Para petugas penyelamat menggali reruntuhan untuk menemukan korban yang selamat dari gempa bumi paling kuat dan mematikan yang melanda Turki dan Suriah.
Mereka bekerja keras dalam pencarian yang sangat luas dan penuh keputusasaan yang dipersulit oleh kondisi geografis dan geopolitik, cuaca yang membeku, serta cakupan bencana yang sangat luas.
Bahkan ketika mereka berjuang untuk membebaskan orang-orang dari reruntuhan logam, beton dan kayu yang dulunya merupakan tempat berdirinya apartemen dan gedung perkantoran. “Jumlah korban jiwa terus bertambah. Sedikitnya 7.700 orang dilaporkan tewas," kata para pejabat.
Para kru menemukan alasan untuk berharap, menyelamatkan lebih dari 8.000 orang di Turki saja. Namun, mereka juga bekerja melawan waktu karena suhu di bawah titik beku.
Di Gaziantep, sebuah kota di Turki yang berada di dekat pusat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang terjadi pada hari Senin, empat anggota satu keluarga dengan susah payah diselamatkan, satu per satu.
Di barat laut Suriah, warga menemukan seorang bayi yang menangis di antara reruntuhan bangunan, yang tampaknya merupakan satu-satunya yang selamat dari reruntuhan bangunan.
Di Turki, upaya penyelamatan menjangkau 10 provinsi dan ratusan kilometer, mulai dari Gaziantep hingga ke kota-kota dan desa-desa di mana jalan raya mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak dapat digunakan.
Angkatan Laut Turki mengirimkan kapal-kapal yang membawa alat berat, selimut, generator dan makanan dan badan manajemen darurat nasional mengirimkan lebih dari 16.000 pekerja, 3.000 alat berat, dan 600 derek untuk mengangkat puing-puing. "Kita berhadapan dengan salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di wilayah kita," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi dari ibukota Ankara, ketika ia mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di provinsi-provinsi yang terkena dampak.
Di Suriah, di mana lebih dari satu dekade perang saudara telah menciptakan krisis kemanusiaan, upaya-upaya penyelamatan terhambat oleh lokasi zona gempa, mencakup wilayah yang dikuasai pemerintah dan oposisi.
Sebagian besar bantuan ke Suriah mengalir melalui Damaskus, ibu kota, yang berada di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad mengontrol secara ketat bantuan yang masuk ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi, sehingga pengiriman bantuan lintas batas dari Turki menjadi jalur penyelamat bagi daerah-daerah yang dikuasai oposisi di bagian utara. "Satu-satunya jalur penyeberangan yang disetujui oleh PBB untuk pengiriman bantuan antara Suriah dan Turki ditutup karena kerusakan akibat gempa bumi," kata para pejabat PBB.
Namun harapan bahwa bantuan dapat mencapai daerah-daerah yang dikuasai pemberontak melalui jalur lain telah terganggu oleh sebuah pernyataan oleh Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad. Memohon dukungan internasional di TV Lebanon, ia mengatakan bahwa pemerintahnya siap untuk mengijinkan bantuan bagi para korban gempa untuk masuk ke seluruh wilayah, asalkan bantuan tersebut tidak sampai ke kelompok-kelompok teroris bersenjata.
Setiap masalah tampaknya diperparah dengan masalah lainnya. Kebakaran besar terjadi pada hari Selasa di salah satu pelabuhan utama Turki, yang mengganggu kedatangan pasokan.
Krisis ekonomi telah menghantam banyak keluarga di Turki, yang berarti sumber daya semakin berkurang selama berbulan-bulan sebelum gempa bumi.
Sedikitnya 150.000 orang di Turki kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi dan gempa susulannya, menyebabkan sekitar 6.000 bangunan runtuh, kata seorang pejabat Federasi Palang Merah Internasional kepada para wartawan di Jenewa.
Sekitar 23 juta orang di wilayah tersebut kemungkinan besar membutuhkan bantuan, kata para pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengutip angka-angka yang diberikan oleh Pacific Disaster Centre, sebuah organisasi manajemen bencana. (Straitstimes/OL-12)