Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PETUGAS di rumah sakit wilayah Nepal mulai menyerahkan jenazah korban kecelakaan pesawat kepada pihak keluarga. Diktahui, sebuah pesawat dengan total 72 orang di dalamnya terjatuh dan menjadi bencana penerbangan terburuk di Nepal dalam tiga dekade.
Pesawat Yeti Airlines dengan rincian 68 penumpang dan 4 orang awak jatuh ke jurang yang curam. Pesawat tersebut hancur berkeping-keping dan terbakar saat mendekati pusat kota Pokhara pada Minggu (14/1) waktu setempat.
Baca juga: Harapan Korban Selamat dalam Kecelakaan Pesawat Nepal Nihil
Semua orang di dalam pesawat, termasuk 6 anak-anak dan 15 warga negara asing, dilaporkan meninggal dunia. Tim penyelamat bekerja hampir sepanjang waktu untuk mengevakuasi korban kecelakaan dari jurang sedalam 300 meter (1.000 kaki). Upaya pencarian dilakukan di antara kursi pesawat yang hancur dan bongkahan badan pesawat.
Pejabat polisi AK Chhetri mengungkapkan tujuh jasad korban sudah diambil pada Selasa dini hari. Sedangkan, pejabat senior lainnya mengatakan kepada AFP, bahwa harapan untuk menemukan orang yang masih hidup dinyatakan nihil.
Baca juga: Pesawat dengan 72 Orang Penumpang Jatuh di Nepal
"Kami mengambil jasad tadi malam, tepatnya dalam tiga bagian. Namun, kami kurang yakin apakah itu berasal dari satu tubuh. Nantinya dikonfirmasi setelah melalui tes DNA," jelasnya.
"Pencarian (untuk) jasad lainnya yang masih hilang juga dilanjutkan," imbuh Chhetri.
Dalam operasi pencarian, petugas turut menggunakan pesawat nirawak. Pun, upaya pencarian diperluas ke radius 2-3 kilometer (satu hingga dua mil).(AFP/OL-11)
Dalam insiden tersebut, ada 2 orang yang menjadi korban, satu di antaranya langsung bisa dievakuasi dalam kondisi stabil dan selanjutnya dirujuk ke RS Prof Ngoerah Denpasar.
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
Letusan Gunung Ile Lewotolok mengakibatkan pesawat Wings Air IW1995 rute Kupang-Lewoleba menunda penerbangan.
Menurut Kemenhub, Pelita Air dinobatkan sebagai maskapai paling tepat waktu di Indonesia pada 2024 dengan tingkat ketepatan jadwal 94,3%.
Di saat banyak maskapai lain berjuang keras mempertahankan performa on-time, maskapai justru mampu konsisten berada di posisi teratas.
Armada baru ini melayani rute dengan jadwal penerbangan tetap CGK-TIM-DJJ 3 kali dalam seminggu, sedangkan rute SIN-HLP-BPN tetap dilayani pesawat jenis 737-300F.
Mulai 9 Juni 2025, masyarakat dapat menikmati penerbangan langsung dari Jakarta - Makassar, Makassar - Ambon, serta Jakarta - Ambon via Makassar.
Penggunaan Skybridge sendiri terhenti karena kondisi Covid-19, dimana saat itu hampir tidak ada penerbangan yang dilayani di BIM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved