Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Didiagnosis Kanker, Tahanan Palestina Meninggal dalam Tahanan Israel

Ferdian Ananda Majni
20/12/2022 22:57
Didiagnosis Kanker, Tahanan Palestina Meninggal dalam Tahanan Israel
Seorang wanita memegang gambar wajah tahanan Palestina Nasser Abu Hamid yang meninggal di penjara Israel.(AFP/Abbas Momani.)

SEORANG tahanan Palestina meninggal dunia dalam tahanan Israel meskipun sudah lama ada seruan untuk membebaskannya. Ada pula klaim kelalaian medis Israel menyusul diagnosisnya yang terlambat dengan kanker lebih dari setahun yang lalu.

Otoritas Palestina mengatakan bahwa Nasser Abu Hamid yang berusia 50 tahun meninggal pada Selasa (20/12) pagi di rumah sakit Israel Assaf Harofeh dekat Tel Aviv. Dia dipindahkan secara tiba-tiba pada Senin sore dari klinik penjara Ramla ke rumah sakit setelah kesehatannya memburuk secara serius dan mengalami koma.

Pemogokan umum yang diumumkan oleh pejabat Palestina di Ramallah dan kegubernuran el-Bireh dimulai pada Selasa pagi dengan toko, sekolah, dan bisnis ditutup untuk berduka atas kematian Abu Hamid. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dalam pernyataan bahwa Abu Hamid mati syahid sebagai akibat dari kebijakan kelalaian medis yang disengaja dan menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab.

Abu Hamid didiagnosis menderita kanker paru-paru stadium lanjut pada Agustus 2021 setelah otoritas Israel menunda pemberian pemeriksaan dan perawatan medis, menurut kelompok hak asasi tahanan Palestina. Keluarganya, kelompok tahanan, dan pejabat sejak saat itu meluncurkan kampanye menyerukan Israel untuk membebaskannya dan memperingatkan bahwa dia terkena kematian lambat melalui kelalaian medis. Keluarga berulang kali mengatakan mereka ingin putra mereka mati di sisi mereka.

Pada September, setelah berbulan-bulan menjalani kemoterapi, rumah sakit Assaf Harofeh mengatakan dalam laporan medis bahwa tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawanya. Rumah sakit merekomendasikan agar Abu Hamid segera dibebaskan. Namun dia dikirim kembali ke klinik penjara Ramla dan tetap dipenjara.

Dalam pernyataan pada Senin, Perhimpunan Tahanan Palestina (PPS) mengatakan pihak berwenang Israel tidak mempertimbangkan permintaan pihaknya untuk pembebasan tahanan karena kondisi kesehatannya yang sulit. Otoritas Palestina dan Komite Palang Merah Internasional mengadakan kunjungan darurat untuk ibu dan saudara laki-lakinya ke rumah sakit pada Senin malam, tetapi dia dalam keadaan koma.

Abu Hamid ialah mantan pemimpin sayap bersenjata partai politik Fatah, Brigade Syuhada al-Aqsa. Dia berasal dari keluarga pengungsi yang tinggal di kamp al-Amari di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel tengah.

Dia dipenjara sejak 2002 dan dijatuhi hukuman seumur hidup atas perannya dalam serangan yang dilakukan selama Intifada Palestina kedua. Jenazahnya belum diserahkan kepada pejabat Palestina yang mengatakan mereka menindaklanjuti berkasnya di tingkat tertinggi, sehingga prosesi pemakaman dapat diadakan. Di Jalur Gaza yang terkepung, partai politik Palestina akan mengadakan protes pada Selasa terhadap kematian Abu Hamid dan kelalaian medis Israel. (Aljazeera/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya