PARA korban tanah longsor di perkemahan di Pertanian Organik Ayah, Batang Kali, sekitar 50 km dari Kuala Lumpur, mengalami trauma. Saat lahan yang digunakan untuk tempat wisata itu longsor mengeluarkan suara bergemuruh.
“Saya mendengar suara keras seperti suara guntur sebelum melihat perkemahan di Zona A terkubur di bawah tumpukan tanah,” kata seorang korban selamat Teh Lynn Xuan, 22.
Dia menambahkan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 02.00 pagi saat dia bersiap untuk tidur di tenda yang dia tinggali bersama ibunya di Zone B Hill Top.
Dia dan sekitar 20 kerabat dan teman dari Melaka, Selangor dan Singapura telah berada di perkemahan itu selama tiga hari terakhir untuk liburan sekolah.
“Tenda tempat saya bersama ibu saya runtuh dan kami beruntung bisa keluar tepat waktu dan pergi ke tempat yang lebih tinggi. Semuanya terjadi begitu cepat,” ujarnya saat ditemui wartawan di Polsek Ulu Yam Baru.
Baca juga: Longsor Terjang Perkemahan di Malaysia dan Puluhan Orang Tertimbun
Adik laki-lakinya hilang sementara saudara laki-laki lainnya terluka dan dirawat di rumah sakit. Dia merasa suara longsoran tanah yang keras membuatnya terbangun dan langsung membawa keluarganya keluar tenda.
Korban selamat lainnya, Tee, 37, mengatakan suaranya semakin keras dan tidak seperti yang pernah terdengar sebelumnya.
"Terdengar seperti pohon-pohon tercabik-cabik dan batu-batu runtuh. Suara itu sepertinya menuju ke arah kami, tetapi sudah terlambat untuk keluar dari tenda kami dalam kegelapan. Itu semua terjadi dengan sangat cepat," paparnya.
Banyak pengunjung selamat, kata dia, berdoa sambil berlindung di tenda mereka masing-masing. Setelah beberapa menit, suasana itu perlahan hilang.
Tee, istri dan dua anaknya, seorang putra berusia tujuh tahun, dan seorang putri berusia tiga tahun, tidak terluka sama sekali. Dengan menggunakan obor, mereka membantu satu keluarga yang sebagian anaknya terkubur lumpur.
“Kami menjadi takut lagi ketika kami mendengar suara keras kedua,” kenangnya.
Korban lain, Leong Jim Meng, 57, mengatakan kepada Bernama sebelum kejadian, dia merasakan area di perkemahan bergetar dan mendengar suara gemuruh yang keras.
Dia mengatakan dia dan keluarganya tidak mengharapkan ini terjadi karena cuaca selama beberapa hari terakhir tidak terlalu buruk.
“Terlalu gelap untuk melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Saya dan keluarga saya terjebak karena tenda kami terkubur, tetapi kami berhasil keluar dan pergi ke tempat parkir terdekat sebelum memanggil pihak berwenang,” katanya.
Korban lain yang hanya ingin dikenal sebagai Lee, 28, mengatakan saat itu gerimis dan dia baru menyadari ada tanah longsor setelah mendengar suara keras.
“Saya melihat perkemahan di Zona A tertimbun tanah longsor, bergegas ke lokasi dan berhasil mengeluarkan dua orang, seorang perempuan dan anaknya,” terangnya.
Terdapat tiga tingkat di perkemahan itu dengan pengunjung diperbolehkan mendirikan tenda sesuai keinginan.
Satu jam setelah tanah menutupi hampir semua tempat itu, beberapa orang yang selamat dievakuasi ke area yang lebih aman di dekatnya.
Paramedis memeriksa mereka untuk melihat siapa yang membutuhkan perawatan medis darurat. Sekitar pukul 06.30, mereka dibawa ke Polsek Ulu Yam Baru. Personil polisi memberi mereka makanan dan sepatu kepada mereka yang kehilangan mereka dalam tanah longsor.
Berdasarkan hasil evakuasi sementara, terdapat 21 orang meninggal di antaranya lima dan 12 perempuan.
Menurut Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Nik Nazmi Nik Ahmad, investigasi awal menunjukkan insiden ini terjadi akibat tanggul yang menahan sekitar 450ribu meter kubik tanah telah runtuh.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia menjelaskan ada 94 orang terjebak dalam tanah longsor, tetapi 61 orang selamat, dengan 12 orang masih hilang. (The Star/Cah/OL-09)