Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Vladimir Putin Pantau Latihan Pengerahan Senjata Nuklir Rusia

Cahya Mulyana
27/10/2022 10:08

PRESIDEN Rusia, Vladimir Putin, memantau latihan kekuatan nuklir yang melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal balistik dan jelajah. Unjuk kekuatan militer Rusia digelar di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat atas konflik di Ukraina.

Latihan yang berlangsung pada Rabu (26/10) datang di tengah serangkaian pernyataan Moskow dan Putin mengenai kemungkinan kenaikan eskalasi perang di Ukraina.

Putin mengamati latihan dari ruang kontrol dan menunjukkan konflik delapan bulan di Ukraina dapat berubah menjadi nuklir.

“Di bawah kepemimpinan Vladimir Putin, sebuah sesi pelatihan diadakan dengan pasukan pencegahan strategis darat, laut dan udara, di mana peluncuran praktis rudal balistik dan jelajah berlangsung,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergei Shoigu, melaporkan kepada Putin bahwa latihan itu dimaksudkan untuk mensimulasikan serangan nuklir besar-besaran oleh Rusia sebagai pembalasan atas serangan nuklir di negara itu.

Baca juga

Manuver tersebut mengikuti peringatan Putin tentang kesiapannya untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk menangkis serangan di wilayah Rusia dalam referensi yang jelas untuk persenjataan nuklir negara itu.

Media pemerintah Rusia memuat rekaman kru kapal selam yang mempersiapkan peluncuran rudal balistik Sineva dari Laut Barents di Kutub Utara.

Selama latihan Rusia, sebuah rudal balistik antarbenua berbasis darat Yars diuji coba dari situs peluncuran Plesetsk utara.

Latihan itu juga termasuk peluncuran rudal uji dari Semenanjung Kamchatka di Timur Jauh Rusia. Kapal selam nuklir Tula Angkatan Laut Rusia dalam perjalanan untuk melakukan latihan peluncuran rudal balistik antarbenua.

Sebagai bagian dari latihan, pembom strategis Tu-95 juga meluncurkan rudal jelajah ke sasaran latihan.

Kremlin mengatakan semua tugas yang ditetapkan untuk latihan telah terpenuhi dan semua rudal yang ditembakkan mencapai target yang ditentukan.

Latihan itu dilakukan saat NATO mengadakan latihan nuklir tahunannya di Eropa barat laut yang akan berlangsung hingga 30 Oktober.

Latihan NATO, yang dijuluki Steadfast Noon, melibatkan sekitar 60 pesawat, termasuk pembom jarak jauh B-52 Amerika Serikat (AS) dan jet tempur yang mampu membawa senjata nuklir, tetapi tidak melibatkan bom langsung.

Manuver Rusia yang melibatkan komponen darat, laut dan udara dari triad nuklir telah dilakukan setiap tahun untuk melatih kekuatan nuklir negara itu dan menunjukkan kesiapan. Latihan serupa sebelumnya diadakan hanya beberapa hari sebelum Putin mengirim pasukan ke Ukraina.

Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden mengatakan bahwa Rusia memberikan pemberitahuan sebelum melakukan latihan nuklir.

Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia telah mematuhi persyaratan perjanjian kontrol senjata AS-Rusia terakhir dalam memberi tahu Washington tentang tes yang akan datang.

Moskow menuduh perilaku tidak bertanggung jawab

Rekaman latihan di media pemerintah muncul setelah Shoigu melanjutkan panggilan telepon ke rekan-rekannya secara global, mengklaim bahwa Ukraina sedang mengembangkan bom kotor.

Bom kotor adalah bom konvensional yang dicampur dengan bahan radioaktif, biologis atau kimia yang disebarkan dalam ledakan.

Shoigu, yang telah membuat klaim ini dalam beberapa hari terakhir kepada perwakilan negara-negara NATO, juga menelepon rekan-rekannya dari Tiongkok dan India pada hari Rabu (26/10) untuk membahas tuduhan tersebut, yang ditolak keras oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.

Putin mengulangi klaim bom kotor. “Kami tahu tentang rencana penggunaan bom kotor untuk provokasi,” katanya.

Ukraina telah menolak tuduhan itu sebagai tidak masuk akal dan berbahaya, menunjukkan bahwa klaim tersebut dapat menutupi rencana Rusia sendiri di medan perang, seperti halnya sekutu baratnya, termasuk Inggris, Prancis, dan AS. (Aljazeera/Cah/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya