Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ukraina Kecam Rusia atas Penahanan Tokoh Muslim Krimea

Mediaindonesia.com
07/9/2022 14:05
Ukraina Kecam Rusia atas Penahanan Tokoh Muslim Krimea
Krimea.(AFP.)

PEMERINTAH Ukraina mengecam penangkapan secara sewenang-wenang dan penahanan secara sepihak terhadap tokoh Muslim yang merupakan Wakil Ketua Dewan Majelis Tatar Krimea Nariman Dzhelyalov. Pada 4 September 2021, Dzhelyalov dan empat warga Krimea lain ditahan oleh pemerintah pendudukan Rusia atas tuduhan keterkaitan dengan kerusakan pipa gas di Desa Perevalnoye, jalan raya dari Simferopol menuju Yalta.

Kantor Kementerian Luar Negeri Ukraina menilai penahanan Nariman Dzhelyal dan dakwaan yang diajukan terhadapnya sebagai balas dendam Rusia atas partisipasinya dalam KTT Pelantikan Platform Krimea Internasional pada 23 Agustus 2021 serta upaya lain untuk mematahkan semangat perlawanan terhadap pendudukan di Semenanjung. Penjajah Rusia telah mengumumkan bahwa pada 21 September yang disebut putusan dalam kasus Nariman dan saudara-saudara Akhtemov mengenakan masing-masing dari mereka menghadapi hukuman penjara 15 tahun.

"Kami mengutuk tindakan seperti itu dari Federasi Rusia dan mengingatkan bahwa di bawah Konvensi Jenewa Rusia sebagai kekuatan pendudukan bertanggung jawab untuk menyediakan kondisi kehidupan yang sesuai di wilayah itu tempat ia membentuk kontrol yang efektif," tegas Kemenlu Ukraina dalam rilisnya di situs webnya. Nariman Dzhelyal tidak dapat berpartisipasi dalam KTT ke-2 Platform Krimea, tetapi para peserta mendesak Rusia untuk segera membebaskannya. 

Seruan ini juga diabadikan dalam Pernyataan Bersama yang disetujui oleh KTT pada 23 Agustus 2022. "Kami menyerukan kepada Rusia untuk segera membebaskan Nariman Dzhelyal dan semua warga Ukraina lain yang ditahan secara ilegal di Krimea yang diduduki sementara serta di wilayahnya sendiri!" tuntut para peserta.

Mereka juga mengimbau mitra internasional untuk meningkatkan tekanan politik dan diplomatik serta sanksi pada kepemimpinan Federasi Rusia untuk pembebasan warga negara Ukraina yang tidak bersalah. Untuk kasus ini Ukraina dan negara-negara mitra akan melanjutkan perjuangan bersama untuk kebebasan mereka, termasuk dalam kerangka Platform Krimea Internasional.

Baca juga: Ukraina Sebut Perang Berkepanjangan Untungkan Rusia

Penangkapan sewenang-sewenang disertai persekusi telah menimpa para pemimpin Muslim Krimea sejak Rusia menjajah Semenanjung Krimea. Pada 10 Februari 2022, sekelompok tentara Rusia menggerebek tokoh Muslim Krimea, Leila Ibragimova, di Melitopol di tenggara Ukraina. Leila Ibragimova dituding mengetahui tentang Azad, organisasi Tatar Krimea lokal, serta nama dan alamat para aktivis dan pemimpin opini di daerahnya. Meski dibebaskan, Ibragimova mengalami trauma atas perlakuan tersebut.

Selama delapan tahun terakhir kehadiran Rusia di Krimea, rumah para aktivis telah digeledah. Hampir semua media independen Tatar Krimea ditutup dan jurnalis lokal dipaksa untuk pergi atau mengubah fokus mereka dari politik ke hiburan. Ada sensor penuh dari media lokal.

Politik Russifikasi juga telah berlangsung dengan kekuatan penuh. Sementara di atas kertas Krimea memiliki tiga bahasa resmi, yaitu Rusia, Tatar Krimea, dan Ukraina, para aktivis dan pakar lokal mengatakan bahwa sekolah-sekolah dilarang mengajar dalam Tatar Krimea dan Ukraina. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya