Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ukraina Tegaskan Identitas melalui Hari Kenegaraan 28 Juli

Mediaindonesia.com
28/7/2022 14:40
Ukraina Tegaskan Identitas melalui Hari Kenegaraan 28 Juli
Dua pria berjalan melewati jendela tertutup toko obat yang tidak beroperasi setelah serangan di pusat Kharkiv, pada 27 Juli 2022.(AFP/Genya Savilov.)

UKRAINA menegaskan identitas mereka sebagai bangsa dan negara yang merdeka dan berdaulat melalui Hari Kenegaraan setiap 28 Juli sebagai seruan nyata tidak akan menyerah dari upaya penjajahan bangsa Rusia. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam laman resmi Kantor Kepresidenan menyatakan perayaan Hari Kenegaraan Ukraina pada 28 Juli yang ditetapkan sebagai hari libur nasional mulai tahun ini ditetapkan di tengah saat perang brutal mempertahankan kemerdekaan. "Hari Kenegaraan Ukraina menegaskan hubungan orang Ukraina yang hidup saat ini dengan banyak generasi rakyat Ukraina. Bagaimana membangun negara Ukraina, budaya, identitas, dan karakter Ukraina yang telah berusia lebih dari seribu tahun," tuturnya.

Penetapan Hari Kenegaraan Ukraina pada 28 Juli tahun ini dilaksanakan setelah delapan tahun perang di wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur yang dijajah Rusia sejak pertengahan April 2014. Dunia mengecam upaya penjajahan yang diperintahkan rezim Vladimir Putin.

Tekanan itu semakin memburuk ketika Rusia menjalankan agresi yang lebih keras pada Februari tahun ini. Upaya keras mempertahankan kemerdekaan Ukraina dengan gagah berani berujung pada krisis yang lebih luas.   

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina tidak akan membiarkan satu jengkal pun bagian Ukraina diambil alih. Begitu pula upaya mempertahankan nilai-nilai sejarah dan budaya Ukraina dari tekanan Nazisme.

Penindasan Rusia terhadap bangsa Ukraina telah berlangsung lama. Tidak saja melalui pertumpahan darah yang memakan banyak korban jiwa, penjajahan bangsa Rusia terhadap bangsa Ukraina dilakukan melalui represi di segala lini kehidupan.

Terhadap agama, Partai Komunis Uni Soviet melakukan penindasan pada 1922 untuk mendegradasi nilai-nilai kemuliaan agama agar tergantikan oleh ideologi marxisme-leninisme atau Stalinisme. Di bidang kehidupan, pelanggaran HAM paling dahsyat yakni Holodomor berarti kelaparan yang sengaja diciptakan oleh rezim Moskow pada 1932-1933 dengan tujuan meredam gerakan nasionalis di Ukraina. Tidak kurang tiga juta orang mati karena kelaparan.

Tidak cukup menindas keyakinan dan perut bangsa Ukraina, rezim bangsa Rusia sejak lama meredam budaya masyarakat. Hal ini dimulai sejak 1720 ketika Tsar Peter I mengeluarkan dekrit yang melarang penerbitan dalam bahasa Ukraina. Tidak itu saja, Tsar Peter I bahkan memerintahkan untuk dilakukan penyitaan semua buku gereja Ukraina yang tidak berbahasa Rusia. Tata cara peribadatan gereja pun dipaksa untuk menggunakan bahasa Rusia.

Tekanan terhadap bahasa semakin keras di 1847 ketika karya-karya sastra Ukraina seperti Shevchenko, Kostomarov, dan Kulish dilarang oleh Rusia, pembantaian budayawan Ukraina pada 1930-an, dan puncaknya ketika Konferensi Tashkent pada 1979 memutuskan bahasa Rusia menjadi bahasa seluruh wilayah Uni Soviet. Penindasan selama beberapa dekade itu merupakan upaya Rusia yang mencoba membentuk sejarah Ukraina versi mereka dan menyangkal hak rakyat Ukraina untuk memiliki identitas mereka sendiri.

Faktanya, lebih dari 100 tahun yang lalu, sejarawan Ukraina terkemuka Mykhailo Hrushevsky dalam karyanya Sejarah Ukraina-Rus secara ilmiah membuktikan bahwa sejarah kenegaraan Ukraina dimulai dengan Rus kuno. Hari Kenegaraan Ukraina adalah perayaan identitas, persatuan, dan tekad bangsa Ukraina untuk memenangkan perang ini dan membangun kembali Ukraina menjadi negara di Eropa yang sukses dan modern. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya