Jumat 22 April 2022, 07:15 WIB

Vaksin Antimalaria Bekerja Efektif di Afrika

Cahya Mulyana | Internasional
Vaksin Antimalaria Bekerja Efektif di Afrika

AFP/Brian Ongoro
Seorang nakes menyuntikkan vaksin malaria kepada seorang anak di sebuah rumah sakit di Yala, Kenya.

 

LEBIH dari 1 juta anak di Ghana, Kenya, dan Malawi menerima satu dosis vaksin antimalaria pertama. Data itu diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksin terbaru dengan kode RTS,S, yang mulai digunakan di Malawi, April 2019 itu terbukti aman dan secara substansial mengurangi kasus penyakit malaria. 

Dunia memperingati Hari Malaria pada 25 April.

Baca juga: Kasus Malaria Meningkat di Rote Ndao NTT

WHO merekomendasikan vaksin dipergunakan secara luas untuk anak-anak di negara dengan ancaman malaria yang tinggi. Itu seperti di Afrika sub-Sahara sebab berdasarkan bukti, vaksi ini dapat menyelamatkan nyawa antara 40.000 dan 80.000 anak di Afrika setiap tahun.

"Vaksin ini bukan hanya terobosan ilmiah, tetapi juga mengubah hidup keluarga di seluruh Afrika," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan resmi.

"Ini menunjukkan kekuatan sains dan inovasi untuk kesehatan. Meski begitu, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan alat yang lebih banyak dan lebih baik untuk menyelamatkan nyawa dan mendorong kemajuan menuju dunia bebas malaria," lanjutnya.

Lebih dari US$155 juta telah dialokasikan untuk pengadaan vaksin tersebut. RTS,S, diproduksi oleh perusahaan raksasa farmasi Inggris GSK.

Vaksin itu bekerja dengan melawan plasmodium falciparum, parasit yang ditularkan oleh nyamuk paling mematikan di seluruh dunia dan paling banyak ditemukan di Afrika.

RTS,S adalah vaksin generasi pertama dan dapat dilengkapi dengan vaksin lain dengan kemanjuran yang serupa atau lebih tinggi di masa depan, kata WHO. Organisasi itu juga menyambut baik kemajuan dalam pengembangan metode pencegahan lain.

Anggaran pencegahan penyakit ini mencapai US$851 juta per tahun untuk periode 2021-2030. Malaria adalah penyakit yang sudah lama diperangi sejak dulu.

Penyakit ini menyebabkan demam, sakit kepala dan nyeri otot hingga demam tinggi hingga menggigil atau berkeringat. Ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani secara tepat.

Sekitar 90% kasus malaria dunia tercatat di Afrika, tempat 260.000 anak meninggal karena penyakit itu setiap tahun. (France24/OL-1)

Baca Juga

AFP/Vladimir ASTAPKOVICH

Putin Klaim Penduduk di Empat Wilayah Ukraina Pilih Rusia

👤Cahya Mulyana 🕔Sabtu 30 September 2023, 11:00 WIB
Putin menegaskan kembali pendiriannya bahwa invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 menyelamatkan masyarakat dari para pemimpin...
AFP

Perayaan Maulid di Pakistan Diserang Teroris, 52 Orang Tewas

👤Cahya Mulyana 🕔Sabtu 30 September 2023, 10:15 WIB
Pihak berwenang mengatakan penyerang meledakkan dirinya di tengah kerumunan orang yang berkumpul di dekat masjid untuk mengambil bagian...
AFP/Ramon van Flymen

Indonesia Layangkan Nota Protes ke Belanda karena Pelecehan Al-Qur'an

👤Cahya Mulyana 🕔Sabtu 30 September 2023, 10:04 WIB
Pekan lalu, kelompok anti-Islam Patriotic Europeans Against the Islamization of West (Pegida) melakukan aksi perobekan Al-Quran di depan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya