Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Publik Swedia dan Finlandia Ingin Gabung NATO

Cahya Mulyana
12/4/2022 10:10
Publik Swedia dan Finlandia Ingin Gabung NATO
Ilustrasi KTT Tahunan NATO.(AFP/Adrian Dennis )

Mayoritas rakyat Finlandia dan separuh penduduk Swedia menginginkan negara mereka masing-masing menjadi anggota NATO. Partai penguasa Swedia telah mulai memperdebatkan isu ini.

Moskow memperingatkan bahwa aksesi negara-negara Nordik tidak akan membawa stabilitas ke Eropa. Tetapi dukungan publik untuk keanggotaan NATO hampir dua kali lipat sejak invasi Rusia ke Ukraina, menjadi sekitar 50% di Swedia dan 60% di Finlandia, menurut beberapa jajak pendapat.

Sosial Demokrat kiri-tengah Swedia, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, mengatakan bergabung dengan aliansi berisi 30 negara dapat dilakukan segera. Bahkan partainya dapat memutuskan untuk mengajukan proposal keanggotaan tanpa membutuhkan dukungan anggota.

"Setelah menekankan pada pecahnya perang bahwa non-blok telah melayani kepentingan Swedia dengan baik. Saya siap untuk membahas kebijakan sehubungan dengan agresi Moskow posisi keamanan Swedia berubah secara fundamental,” katanya.

Sekretaris Jenderal Sosial Demokrat, Tobias Baudin, mengatakan tinjauan keamanan akan selesai sebelum musim panas. Pertanyaan itu diharapkan menjadi isu utama dalam pemilihan parlemen yang dijadwalkan pada 11 September, dengan partai-partai oposisi kanan-tengah sudah mengatakan mereka akan mendukung bergabung dengan NATO.

Kemudian Finlandia memiliki panjang perbatasan 1.340 km (830 mil) dengan Rusia dan Swedia. Negara ini merupakan mitra NATO setelah memilih non-blok pada akhir perang dingin.

Alexander Stubb, mantan perdana menteri Finlandia mengatakan Helsinki akan mendaftar untuk bergabung dengan NATO, mungkin pada Juni tahun ini di Madrid, Spanyol. Jajak pendapat menunjukkan hanya enam dari 200 anggota parlemen negara itu yang menolak wacana ini.

"Kami akan melakukan diskusi yang sangat hati-hati, tetapi tidak mengambil waktu lebih lama dari yang seharusnya, ”kata Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin. (The Guardian/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya