ENAM jet tempur Amerika Serikat tiba di Estonia pada Rabu (26/1) untuk meningkatkan misi NATO di sana, ketika ketegangan di kawasan itu meningkat karena kekhawatiran akan serangan Rusia di Ukraina.
Jet F-15E tiba di pangkalan Amari di barat laut Estonia untuk mengambil bagian dalam latihan bersama dengan empat jet Denmark yang akan tiba di Lithuania pada Kamis (27/1).
“Pesawat tambahan akan bekerja sama dengan detasemen saat ini untuk meningkatkan kesiapan kami, membangun interoperabilitas yang penting dan menggarisbawahi solidaritas yang kuat di seluruh Aliansi,” kata Kepala Staf di Markas Komando Udara Sekutu di Jerman, Joerg Lebert dalam sebuah pernyataan, mengacu pada aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Pesawat itu berencana untuk bekerja dengan negara-negara sekutu lainnya di seluruh Baltik yang mempraktikkan manuver pelatihan udara-ke-udara dan udara-ke-darat di samping misi Pemolisian Udara,” imbuhnya..
Pada hari Senin, NATO mengatakan pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, dalam apa yang dikecam Rusia sebagai histeria Barat sebagai tanggapan atas penumpukan pasukannya di perbatasan Ukraina.
Latihan itu dilakukan setelah Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas menyerukan kehadiran AS yang lebih besar di negara-negara Baltik untuk menghalangi Rusia.
Menyusul aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, NATO membentuk misi kepolisian udara Baltik dan menempatkan kelompok tempur multinasional di tiga negara Baltik dan Polandia.
Tiga negara Baltik yaitu Estonia, Latvia dan Lituania pernah diperintah dari Moskow tetapi sekarang menjadi bagian dari NATO dan Uni Eropa. Mereka tidak mengoperasikan jet tempur dan mengandalkan NATO untuk mengawasi wilayah udara mereka.
Ketegangan meningkat setelah Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dalam jangkauan perbatasan tetangganya, mengelilingi Ukraina dari utara, timur dan selatan.
Moskow telah menuntut dalam beberapa pekan terakhir bahwa pasukan dari negara-negara NATO lainnya harus ditarik kembali dari sayap timur aliansi militer Barat. (Straitstimes/OL-12)