Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Sekjen PBB Serukan Pencegahan Derita Lebih Parah di Afghanistan

Nur Aivanni
14/1/2022 18:53
Sekjen PBB Serukan Pencegahan Derita Lebih Parah di Afghanistan
Seorang wanita bercadar dengan seorang anak meminta sedekah di jalan, Kabul, pada 14 Januari 2022.(AFP/Mohd Rasfan.)

SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Kamis (13/1) menyerukan masyarakat internasional mengambil tindakan segera untuk mencegah penderitaan lebih lanjut bagi jutaan warga Afghanistan.

"Kita perlu bertindak sekarang untuk mencegah keruntuhan ekonomi dan sosial dan menemukan cara untuk mencegah penderitaan lebih lanjut bagi jutaan warga Afghanistan," kata Sekjen PBB itu kepada wartawan di markas besar PBB di New York. "Tanpa keterlibatan masyarakat internasional yang kreatif, fleksibel, dan konstruktif, situasi ekonomi Afghanistan hanya akan memburuk. Keputusasaan dan ekstremisme akan tumbuh," katanya.

Pejabat tinggi PBB itu juga mendesak Amerika Serikat dan Bank Dunia untuk mencairkan dana Afghanistan, yang dikunci sejak Taliban kembali berkuasa, untuk mencegah mimpi buruk yang terjadi di Afghanistan menjadi lebih buruk. "AS memiliki peran sangat penting untuk dimainkan karena sebagian besar sistem keuangan di dunia beroperasi dalam dolar dan, jelas, ada sejumlah besar dana yang dibekukan di Amerika Serikat dan di beberapa negara lain di dunia," kata Sekjen.

"Tetapi cara menerapkannya dengan cara yang tidak menyimpang tetapi benar-benar melayani kepentingan rakyat Afghanistan. Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa semua jaminan yang diperlukan diberikan," tambahnya.

Baca juga: PBB Serukan Bantuan USD 5 Miliar untuk Afghanistan pada 2022

Guterres juga meminta Taliban untuk melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan. "Tidak ada negara yang bisa berkembang sementara mengingkari hak-hak separuh penduduknya," katanya. (Xinhua/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya