Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Lima Kekuatan Dunia Janji Cegah Penyebaran Senjata Nuklir

Nur Aivanni
04/1/2022 08:19
Lima Kekuatan Dunia Janji Cegah Penyebaran Senjata Nuklir
Awan jamur terbentuk setelah uji coba senjata atom yang dilakukan militer AS di Samudera Pasifik, Juli 1946.(AFP/US Defense Nuclear Agency)

LIMA kekuatan global, Senin (3/1), berjanji mencegah penyebaran senjata atom dan menghindari terjadinya konflik nuklir.

"Kami sangat yakin bahwa penyebaran lebih lanjut dari senjata semacam itu harus dicegah," kata anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) dalam sebuah pernyataan bersama. "Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh digelar."

Pernyataan itu dikeluarkan setelah tinjauan terbaru dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) - yang pertama kali berlaku pada 1970 - ditunda dari tanggal yang dijadwalkan pada 4 Januari karena pandemi covid-19.

Baca juga: Iran Luncurkan Roket Luar Angkasa di tengah Pembicaraan Nuklir

Terlepas dari ketegangan besar baru-baru ini antara Tiongkok dan Rusia dengan mitra Barat mereka, lima kekuatan dunia itu mengatakan mereka melihat penghindaran perang antara negara-negara pemilik senjata nuklir dan pengurangan risiko strategis sebagai tanggung jawab utama mereka.

"Kami bermaksud mempertahankan dan lebih memperkuat langkah-langkah nasional kami untuk mencegah penggunaan senjata nuklir yang tidak sah atau tidak disengaja," tambah mereka.

Pernyataan itu juga berjanji mematuhi pasal kunci dalam NPT dengan negara-negara berkomitmen melakukan pelucutan senjata nuklir penuh di masa depan.

Mereka mengatakan tetap berkomitmen pada kewajiban NPT, termasuk kewajiban Pasal 6 pada perjanjian tentang pelucutan senjata secara umum dan lengkap di bawah kendali yang ketat.

Pernyataan itu muncul saat ketegangan antara Rusia dan AS telah mencapai puncak yang jarang terlihat sejak Perang Dingin atas peningkatan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Itu telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kremlin, yang khawatir dengan kemungkinan ekspansi NATO lebih lanjut ke timur, sedang merencanakan serangan baru terhadap tetangganya yang pro-Barat.

Sementara itu, kebangkitan Tiongkok di bawah Presiden Xi Jinping juga menimbulkan kekhawatiran bahwa ketegangan dengan Washington dapat menyebabkan konflik, terutama di Pulau Taiwan.

Rusia menyambut baik deklarasi tersebut dan menyatakan harapannya akan mengurangi ketegangan global.

"Kami berharap, dalam kondisi keamanan internasional yang sulit saat ini, persetujuan pernyataan politik semacam itu akan membantu mengurangi tingkat ketegangan internasional," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu, seperti dikutip kantor berita resmi Xinhua, mengatakan janji itu akan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan menggantikan persaingan di antara kekuatan-kekuatan besar dengan koordinasi dan kerja sama.

Pernyataan bersama itu juga muncul ketika kekuatan dunia berusaha mencapai kesepakatan dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 atas upaya nuklir mereka yang kontroversial.

Washington telah berulang kali memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk menyetujui kesepakatan itu. Putaran terakhir pembicaraan berlangsung di Wina, Senin (3/1).

"Kami merasakan kemunduran, atau lebih tepatnya realisme dari pihak Barat dalam negosiasi Wina," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.

Pada Senin (3/1), juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengatakan Sekretaris Jenderal menyambut baik pernyataan bersama yang baru itu.

"Sekretaris Jenderal mengambil kesempatan untuk menyatakan kembali apa yang telah dia katakan berulang kali: satu-satunya cara untuk menghilangkan semua risiko nuklir adalah dengan menghilangkan semua senjata nuklir," kata Dujarric dalam sebuah pernyataan.

NPT mengakui Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS sebagai kekuatan senjata nuklir.

India dan Pakistan, bagaimanapun, juga telah mengembangkan senjata nuklir, sementara Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir tetapi tidak pernah secara resmi mengakui hal tersebut.

Ketiga negara itu bukan penandatangan NPT. Korea Utara, yang juga telah mengembangkan senjata nuklir, menarik diri dari NPT pada 2003. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya