Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ORGANISASI Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa langkah sejumlah negara kaya yang terburu-buru untuk meluncurkan dosis vaksin covid-19 tambahan, mampu memperdalam ketidakadilan akses vaksin yang memperpanjang pandemi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bersikeras bahwa prioritas harus tetap diberikan kepada warga yang rentan di mana-mana, daripada memberikan dosis tambahan kepada mereka yang sudah divaksinasi.
"Tidak ada negara yang dapat meningkatkan jalan keluar dari pandemi," katanya kepada wartawan pada Rabu (22/12).
Badan kesehatan PBB telah lama mengecam ketidakadilan dalam akses ke vaksin covid-19.
Dia menuturkan, membiarkan covid-19 menyebar tanpa henti di beberapa tempat secara dramatis meningkatkan kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.
"Program penguat vaksin kemungkinan akan memperpanjang pandemi, daripada mengakhirinya, dengan mengalihkan pasokan ke negara-negara yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi, memberi virus lebih banyak kesempatan untuk menyebar dan bermutasi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan.
Beberapa bulan yang lalu, Tedros menyerukan moratorium dosis penguat untuk orang sehat yang divaksinasi sampai setidaknya 40% orang di semua negara menerima suntikan pertama.
Pada hari Rabu dia menunjukkan bahwa sementara cukup banyak vaksin telah diberikan kepada orang-orang secara global tahun ini untuk mencapai target itu, distorsi dalam pasokan global berarti hanya separuh negara di dunia yang melakukannya.
Menurut angka PBB, sekitar 67% warga di negara-negara berpenghasilan tinggi telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin, tetapi bahkan tidak mencapai 10% di negara-negara berpenghasilan rendah.
"Terus terang sulit untuk memahami bagaimana setahun sejak vaksin pertama diberikan, tiga dari empat petugas kesehatan di Afrika tetap tidak divaksinasi," kata Tedros.
Omikron di 106 negara
Komentar WHO tersebut muncul ketika varian Omikron menyebar di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan bulan lalu meredam harapan pandemi terburuk telah berakhir.
“Varian baru ini menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan telah terdeteksi di 106 negara,” kata WHO.
Data awal menunjukkan bahwa varian baru ini dapat menghindari beberapa perlindungan vaksin, mendorong pemberian booster.
Tetapi Tedros bersikeras pada hari Rabu bahwa vaksin yang dimiliki tetap efektif melawan varian Delta dan Omikron.
"Penting untuk diingat bahwa sebagian besar rawat inap dan kematian terjadi pada orang yang tidak divaksinasi, bukan orang yang belum diberi vaksin booster," katanya.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO (SAGE) tentang Imunisasi juga merekomendasikan vaksin booster, bersikeras dosis tambahan harus ditargetkan ke kelompok populasi dengan risiko tertinggi penyakit serius dan mereka yang diperlukan untuk melindungi sistem kesehatan.
Sejauh ini, 120 negara telah mulai menerapkan program untuk memberikan vaksin booster atau dosis tambahan, katanya, tetapi tidak satupun dari mereka adalah negara berpenghasilan rendah.
Keputusan Sulit
Ketika jumlah kasus melonjak, badan kesehatan PBB juga meminta negara dan individu untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus menjelang liburan Natal.
"Penguat tidak dapat dilihat sebagai tiket untuk melanjutkan perayaan yang direncanakan," kata Tedros.
Maria Van Kerkhove, pemimpin WHO untuk pandemi covid-19, menekankan bahwa orang sekarang tahu apa yang harus mereka lakukan, mulai dari memakai masker hingga menjaga jarak fisik.
Tapi dia mengakui frustrasi mengubah rencana liburan. "Ada keputusan yang sangat sulit yang perlu diambil dalam hal memastikan bahwa kita menjaga diri kita tetap aman," katanya. (Aiw/France24)
Baca Juga: Nigeria Hancurkan 1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 karena Kedaluwarsa
"Vaksinasi dosis booster kedua sangat penting untuk mengendalikan penyebaran covid-19 dan mencegah terjadinya lonjakan kasus."
DI saat meningkatnya jumlah pasien Covid-19, persedian vaksin Covid-19 di sejumlah Puskesmas di Surabaya, Jawa Timur, kembali kekurangan vaksin.
Masyarakat rentan dan umum penerima vaksin booster kedua juga bertambah. Jumlahnya kini mencapai 1.036.598 orang.
Drastisnya peningkatan ancaman itu, menurut Lestari, harus menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan.
Sentra vaksinasi covid-19 booster akan berlangsung selama satu bulan, mulai dari tanggal 3 Februari hingga 3 Maret 2022 di Mall Senayan Park, Jakarta.
Pemberian vaksin booster juga telah dilakukan di 120 negara di dunia.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved