Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Korban Tewas Akibat Banjir Malaysia Naik Jadi 27 Orang

 Atikah Ishmah Winahyu
22/12/2021 15:13
Korban Tewas Akibat Banjir Malaysia Naik Jadi 27 Orang
Warga berjalan di antara genangan air di Shah Alam, Selangor, Malayasia, Rabu (21/12).(Arif KARTONO / AFP)

KORBAN tewas akibat banjir di Malaysia naik menjadi 27 orang pada Rabu (22/12).

Hujan deras yang turun berhari-hari menyebabkan sungai meluap pada akhir pekan, membanjiri kota, memutus jalan utama, dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Selangor, negara bagian terpadat dan terkaya di Malaysia yang mengelilingi ibu kota Kuala Lumpur, menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampaknya.

Banyak warga di ibu kota negara bagian yang dilanda banjir, Shah Alam, dibiarkan terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan yang kacau balau.

"Kami benar-benar kehilangan segalanya, mobil kami, rumah kami. Semuanya hilang," kata Chan Yung, yang telah dievakuasi di Shah Alam.

"Kami berharap pemerintah akan memberi kami bantuan," imbuhnya.

Banjir perlahan surut, dan pihak berwenang mengatakan prosesnya akan dipercepat setelah pintu air yang rusak, yang mengontrol aliran air ke sungai terdekat, diperbaiki.

Korban tewas meningkat menjadi 27 orang, dengan rincian 20 orang di Selangor dan tujuh di negara bagian Pahang, menurut kantor berita negara Bernama.

Dengan laporan masih adanya orang hilang, jumlah tersebut diperkirakan akan naik.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mendesak pemerintah untuk mengadakan penyelidikan publik menyusul tanggapan banjir yang banyak dikritik.

“Koordinasi yang buruk antara badan-badan pemerintah dan pengerahan militer yang tertunda mengubah respons terhadap bencana alam menjadi bencana kemanusiaan, pemerintahan,” katanya.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui ada kelemahan, tetapi menjanjikan perbaikan di masa depan.

Sekitar 65.000 orang telah dievakuasi, sebagian besar di Selangor dan Pahang, menurut data resmi, yang direvisi turun beberapa ribu angka yang dirilis Selasa (21/12).

Negara Asia Tenggara ini dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tetapi yang terjadi pada akhir pekan adalah yang terburuk sejak 2014.

Pemanasan global diduga menjadi penyebab banjir yang semakin parah. Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem. (Aiw/France24/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya