Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
KORBAN tewas akibat banjir di Malaysia naik menjadi 27 orang pada Rabu (22/12).
Hujan deras yang turun berhari-hari menyebabkan sungai meluap pada akhir pekan, membanjiri kota, memutus jalan utama, dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Selangor, negara bagian terpadat dan terkaya di Malaysia yang mengelilingi ibu kota Kuala Lumpur, menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampaknya.
Banyak warga di ibu kota negara bagian yang dilanda banjir, Shah Alam, dibiarkan terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan yang kacau balau.
"Kami benar-benar kehilangan segalanya, mobil kami, rumah kami. Semuanya hilang," kata Chan Yung, yang telah dievakuasi di Shah Alam.
"Kami berharap pemerintah akan memberi kami bantuan," imbuhnya.
Banjir perlahan surut, dan pihak berwenang mengatakan prosesnya akan dipercepat setelah pintu air yang rusak, yang mengontrol aliran air ke sungai terdekat, diperbaiki.
Korban tewas meningkat menjadi 27 orang, dengan rincian 20 orang di Selangor dan tujuh di negara bagian Pahang, menurut kantor berita negara Bernama.
Dengan laporan masih adanya orang hilang, jumlah tersebut diperkirakan akan naik.
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mendesak pemerintah untuk mengadakan penyelidikan publik menyusul tanggapan banjir yang banyak dikritik.
“Koordinasi yang buruk antara badan-badan pemerintah dan pengerahan militer yang tertunda mengubah respons terhadap bencana alam menjadi bencana kemanusiaan, pemerintahan,” katanya.
Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui ada kelemahan, tetapi menjanjikan perbaikan di masa depan.
Sekitar 65.000 orang telah dievakuasi, sebagian besar di Selangor dan Pahang, menurut data resmi, yang direvisi turun beberapa ribu angka yang dirilis Selasa (21/12).
Negara Asia Tenggara ini dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tetapi yang terjadi pada akhir pekan adalah yang terburuk sejak 2014.
Pemanasan global diduga menjadi penyebab banjir yang semakin parah. Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem. (Aiw/France24/OL-09)
PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan pemerintah Indonesia akan memilih jalur diplomasi dalam menyelasaikan sengketa Laut Ambalat yang diklaim pemerintah Malaysia.
PRESIDEN Prabowo Subianto merespons ihwal Malaysia yang menggunakan istilah Laut Sulawesi ketimbang Laut Ambalat untuk perairan Blok ND6 dan ND7.
Malaysia menyebut wilayah maritim yang mencakup Blok ND6 dan ND7, yang terletak di dalam Peta Baru Malaysia 1979, sebagai Laut Sulawesi, dan bukan sebagai "Ambalat".
KESEPAKATAN damai antara Thailand dan Kamboja akhirnya tercapai dalam perundingan yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Pencapaian ini jauh melampaui target awal tiga medali emas yang dicanangkan Ketua Umum Pengurus Besar Perkumpulan Woodball (PB IWbA), Aang Sunadji.
PERDANA Menteri Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Bandar Udara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (28/7), pada 19.50 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/7).
Banjir, kebakaran, angin kencang, gelombang pasang, dan tanah longsor bukan hanya mengancam keselamatan manusia, tapi juga menghambat pembangunan dan menimbulkan kerugian ekonomi besar.
MEMPERINGATI Hari Logistik Nasional 2025, Lion Parcel menyoroti peran kurir sebagai garda terdepan dalam menghubungkan Indonesia melalui pengiriman barang, termasuk di wilayah timur Indonesia dengan akses yang menantang.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Cakupan perlindungan asuransi belum mampu mengimbangi besarnya potensi kerugian. Hal itu mengakibatkan semakin banyak pihak yang kurang atau tidak terlindungi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved