Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Korea Selatan Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron

Atikah Ishmah Winahyu
02/12/2021 10:05
Korea Selatan Laporkan Kasus Pertama Varian Omicron
Ilustrasi(ANTARA/Pavlo Gonchar/SOPA Images via Reuters)

KOREA Selatan melaporkan lima kasus covid-19 varian Omicron pertama pada Rabu (1/12). Infeksi virus korona harian naik di atas 5.000 juga untuk pertama kalinya, memicu kekhawatiran atas peningkatan tajam pada pasien dengan gejala parah.

Pasangan yang telah divaksinasi lengkap dinyatakan positif varian tersebut setelah tiba minggu lalu dari Nigeria, diikuti oleh dua anggota keluarga dan seorang teman mereka, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

Ketika Korea Selatan melaporkan infeksi Omicron pertamanya, Korea Selatan juga mengumumkan pengetatan pembatasan perjalanan, termasuk penangguhan penerbangan langsung ke Ethiopia selama dua minggu. Semua pelancong yang memasuki negara itu akan diuji untuk varian baru.

“Dan mulai Jumat selama dua minggu, semua kedatangan baik warga Korea Selatan dan orang asing harus dikarantina selama 10 hari terlepas dari status vaksinasi mereka,” kata KDCA.

Sebelumnya, pengecualian tersedia dalam sejumlah kasus, seperti warga negara Korea Selatan yang telah divaksinasi penuh.

Pemerintah telah berhenti mengeluarkan visa dan kedatangan non-warga negara dari delapan negara Afrika, serta menambahkan Nigeria ke daftar itu pada hari Rabu.

Korea Selatan memiliki Jalur Perjalanan yang Divaksinasi (VTL) dengan Singapura. Pemeriksaan dengan KDCA menunjukkan bahwa belum ada keputusan yang dibuat tentang apakah pelancong VTL akan dikenakan karantina wajib.

“Korea Selatan melaporkan rekor lain kasus virus korona harian mencapai 5.266,” kata KDCA pada hari Kamis.

Lonjakan dimulai pada awal November setelah negara itu melonggarkan pembatasan. Varian baru mendorong pemerintah untuk menghentikan rencana pada hari Senin untuk menerapkan pelonggaran lebih lanjut.

Korea Selatan juga mengatakan pada hari Rabu bahwa konferensi penjaga perdamaian PBB yang diharapkan menarik lebih dari 700 orang ke Seoul minggu depan, akan diadakan secara online.

Negara ini telah sepenuhnya menginokulasi hampir 92% orang dewasa dan sekarang fokus pada vaksinasi anak-anak serta program booster, tetapi para ahli memperingatkan bahwa kasus akan terus meningkat sampai orang yang tidak divaksinasi memperoleh kekebalan melalui infeksi.

"Pihak berwenang dapat menurunkan jumlah kasus dengan memperkenalkan kembali beberapa langkah jarak sosial," kata Jung Jae-hun, ahli pengobatan pencegahan di Universitas Gachon.

Korea Selatan mengatakan rumah sakit merawat 723 pasien dengan covid-19 yang parah, sebuah rekor angka.

Hampir 90% tempat tidur unit perawatan intensif di wilayah Seoul yang lebih besar ditempati, dengan 842 pasien menunggu untuk masuk.

Asosiasi Medis Korea mendesak pemerintah untuk mendirikan fasilitas perawatan dan mengizinkan perawatan antibodi untuk pasien berisiko tinggi sebelum mereka mengalami gejala parah.

Pihak berwenang akan mengamankan setidaknya 1.300 tempat tidur rumah sakit tambahan pada pertengahan Desember, Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Jeon Hae-cheol mengatakan pada pertemuan tanggapan covid-19.

Lebih dari 84% pasien yang sakit parah berusia 60 tahun ke atas. Para ahli telah menunjukkan berkurangnya tingkat antibodi dari vaksin dan mendesak orang tua untuk mendapatkan suntikan booster.

Kasus baru hari Selasa membuat total kasus di Korea Selatan menjadi 452.350, dengan 3.658 kematian. Meskipun tingkat rawat inap meningkat, angka kematian tetap relatif rendah pada 0,81 persen, data KDCA menunjukkan. (Straitstimes/OL-13)

Baca Juga: Saudi Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Varian Omicron



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik