Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pakar Kesehatan Malaysia Peringatkan Potensi Gelombang Keempat Covid-19

Atikah Ishmah Winahyu
24/11/2021 15:33
Pakar Kesehatan Malaysia Peringatkan Potensi Gelombang Keempat Covid-19
Ilustrasi(Antara/Fauzan)

PADA sebagian besar negara yang telah mencapai tingkat vaksinasi 90%, seperti yang dimiliki Malaysia untuk populasi orang dewasa berusia di atas 18 tahun, jumlah kasus covid-19 akan mengalami tren penurunan.

Namun, konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Penang Chow Ting Soo mengatakan, ada kembalinya kasus dalam banyak contoh dalam kurva berbentuk U.

“Ini karena munculnya varian yang lebih kuat dan varian yang lebih mudah menular,” jelasnya.

"Selain itu, kekebalan yang diberikan oleh vaksin akan berkurang setelah tiga hingga enam bulan, yang berarti bahwa bahkan setelah vaksinasi, infeksi terobosan diantisipasi dan diperkirakan.”

"Ini yang sedang kita persiapkan untuk menghadapi kemungkinan munculnya kembali kasus atau yang disebut gelombang keempat," katanya.

Chow menambahkan bahwa jika ini terjadi, ada kekhawatiran bahwa sistem perawatan kesehatan dapat runtuh dan mungkin berdampak pada ekonomi, itulah sebabnya mengapa suntikan penguat diperlukan.

"Bagi mereka yang berusia lebih dari 40 tahun dan mereka yang berusia di atas 18 tahun dengan penyakit penyerta, perlu menjalani suntikan booster," tuturnya.

Chow, yang juga koordinator pengendalian infeksi negara bagian Penang, mengatakan suntikan ini penting untuk meratakan kurva, memperlambat tingkat infeksi dan menjaga sistem perawatan kesehatan agar tidak runtuh.

Pada Selasa (23/11), Wakil Menteri Kesehatan Malaysia Aaron Ago Dagang mengatakan pemerintah siap menghadapi kemungkinan gelombang keempat infeksi covid-19 setelah pemilihan negara bagian Melaka Sabtu lalu.

Dia mengatakan efeknya dapat dideteksi hanya setelah 10 hingga 14 hari.

"Kami memantau situasi. Pemerintah sadar dan siap menghadapi kemungkinan gelombang keempat terjadi di negara ini," katanya menjawab pertanyaan di Dewan Rakyat, kemarin.

Ahli virologi Kumitaa Theva Das mengatakan bahwa jika gelombang keempat negara itu terjadi, akan ada lonjakan lain dalam tingkat kematian dan rawat inap.

"Di Eropa, lonjakan kasus terutama terjadi di antara orang tua (yang menerima suntikan vaksin mereka lebih awal tahun ini) dan di antara anak-anak yang tidak memenuhi syarat untuk diinokulasi," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah tidak ingin hal ini terjadi di Malaysia.

"Perhatian langsungnya adalah berapa lama lagi sistem kesehatan dapat mengatasi jika ada peningkatan kasus covid-19. Ketika kami mengalami rekor kasus tertinggi di pertengahan tahun, banyak rumah sakit terdesak ke tepi jurang, dan kami tidak ingin melihat itu terjadi lagi.”

“Menurut data CovidNow, terjadi peningkatan kematian di Kedah, Melaka, Penang, Negri Sembilan dan Terengganu dalam dua pekan terakhir.”

“Ada juga peningkatan rawat inap di Johor, Kelantan, Pahang dan Penang, serta peningkatan kasus di Kedah, Kelantan dan Melaka.”

"Dengan meningkatnya kasus di banyak negara bagian, penting untuk diingat untuk mempraktikkan SOP (prosedur operasi standar)," jelas Kumitaa.

Venugopal Balakrishnan, seorang dosen kedokteran molekuler di Institut Penelitian Universiti Sains Malaysia, mengatakan bahwa jika gelombangcCovid-19 lain terjadi, lebih banyak infeksi dari varian yang menjadi perhatian seperti strain Delta dan lainnya mungkin terjadi. "Kita akan melihat peningkatan jumlah kasus. Situasi ini mungkin berakhir dengan perintah kontrol gerakan (MCO) lain atau MCO yang ditargetkan,” ujarnya.

“Ketika terjadi peningkatan kasus, maka akan ada konsekuensi seperti tempat tidur rumah sakit dimanfaatkan secara maksimal dan peningkatan penggunaan ICU (intensive care unit). Perekonomian juga akan terpengaruh,” tambahnya.

Venugopal menambahkan, Malaysia telah mengalami tiga gelombang covid-19.

Gelombang pertama dimulai ketika kasus pertama dilaporkan pada 25 Januari tahun lalu, tetapi jumlah kasus kemudian turun. Gelombang kedua dimulai dengan klaster Sri Petaling, dimana MCO pertama dilaksanakan pada 18 Maret 2020.

MCO menurunkan jumlah kasus covid-19 secara bertahap dan pada 10 Juni dilaksanakan MCO pemulihan. Gelombang ketiga terjadi pada 8 September 2020, terutama karena Pilkada Sabah dan klaster Tembok. (Straitstimes/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya