Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AMERIKA Serikat (AS), Selasa (16/11), memberlakukan larangan masuk bagi Presiden Nikaragua Daniel Ortega, istrinya--yang juga wakil presidennya--, dan pejabat pemerintahnnya setelah pemilu yang dinilai penuh kecurangan.
Sebelum pemilu pada 7 November lalu, pemerintah Nikaragua menahan 40 tokoh oposisi, termasuk tujuh kandidat presiden, sehingga Ortega dan istirnya, Rosario Murillo menang mudah dalam pemilu.
"Aksi represif dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan pemerintahan Ortega dan pendukungnya memaksa AS bertindak," ujar Presiden AS Joe Biden.
Baca juga: Ini Isi Pembicaraan Joe Biden dan Xi Jinping dalam Pertemuan Virtual
"Aksi otoriter dan tidak diplomatis pemerintahan Ortega telah melumpuhkan proses pemilu dan melanggar hak warga Nikaragua untuk memilih pemimpin mereka secara bebas dan adil," lanjutnya.
Senin (15/11), AS telah menjatuhkan sanksi finansial bagi para pejabat Nikaragua setelah menyebut pemilu di negara itu penuh kecurangan.
Ortega memimpin Nikaragua antara 1979 dan 1990 setelah memimpin perang gerilya untuk menggulingkan diktator yang didukung AS Anastasio Somoza.
Kembali berkuasa pada 2007, Ortega telah memenangkan pemilu sebanyak empat kali berturut-turut setelah menghapus aturan yang membatasi masa jabatan presiden. (AFP/OL-1)
Anak harimau, yang lahir pada Sabtu (28/8), merupakan yang keempat lahir di kebun binatang yang berada di Masaya, 30 kilometer di selatan ibu kota Managua.
Perhitungan sementara oleh komisi pemilihan umum Nikaragua menunjukkan Ortega dan wakil presiden, yang juga istrinya, Rosario Murillo, sukses mengamankan 75% suara.
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi visa pada Presiden Nikaragua Daniel Ortega serta semua "pejabat terpilih" pada Selasa (16/11).
Taiwan menyatakan rasa sakit dan penyesalan atas keputusan tersebut dan Kementerian Luar Negeri Taiwan segera menghapus Nikaragua dari daftar sekutu diplomatiknya.
TIONGKOK membuka kembali kedutaan besarnya di Nikaragua pada Jumat (31/12), beberapa minggu setelah negara Amerika Tengah itu mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke Beijing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved