Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Indonesia Berhasil Karena Pengelolaan Lingkungan dan Ekonomi yang Seimbang

Andhika prasetyo
02/11/2021 19:09
Indonesia Berhasil Karena Pengelolaan Lingkungan dan Ekonomi yang Seimbang
Presiden Joko Widodo(YVES HERMAN / POOL / AFP)

INDONESIA mampu menangani persoalan iklim dengan baik karena adanya kebijakan yang selaras antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.

Aspek lingkungan, ekonomi dan sosial dipertimbangkan dengan saksama hingga akhirnya bisa berjalan beriringan.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo saat menjadi salah satu pembicara pada World Leaders Summit on Forest and Land Use yang digelar di Scotish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Selasa (2/11).

Di hadapan para pemimpin dunia, kepala negara menjelaskan bahwa Indonesia memiliki program prioritas yang dinamai Perhutanan Sosial. Kebijakan itu dibuat agar konservasi hutan dapat berjalan bersamaan dengan terciptanya penghidupan bagi masyarakat di sekitar.

Hal tersebut sangat penting mengingat 34% dari seluruh desa di Indonesia berada di perbatasan atau bahkan di dalam kawasan hutan.

"Kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan harus memadukan pertimbangan lingkungan dengan ekonomi dan sosial. Kemitraan dengan masyarakat juga diutamakan. Ada jutaan masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup dari sektor kehutanan. Menafikan hal ini bukan saja tidak realistis, namun juga tidak akan sustainable," ujar Jokowi.

Baca juga: Dunia Akui Pengendalian Iklim di Indonesia Alami Kemajuan Signifikan

Secara global, kepala negara mengatakan ada 90% penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dan mereka begitu bergantung pada hutan.

Oleh karena itu, ia sangat menyesali jika ada pihak-pihak yang bermain dengan isu perubahan iklim tanpa mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan.

"Hal itu akan menggerus kepercayaan terhadap kerja sama internasional mengatasi climate change, dan malah menghalangi pembangunan berkelanjutan yang justru sangat dibutuhkan," imbuhnya.

Jokowi menekankan bahwa Indonesia siap untuk berbagi pengalaman kepada dunia terkait pengelolaan hutan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Itu merupakan satu-satunya pilihan yang realistis untuk dijalankan.

"Mari kita kelola hutan yang pro-environment, pro-development, dan people-centered. Ini adalah tujuan utama dari Forest, Agriculture and Commodity Trade Dialogue, atau FACT Dialogue, yang diketuai bersama Indonesia bersama Inggris sehingga hutan akan menjadi solusi berkelanjutan bagi aksi iklim global," ajaknya.

Sebelumnya, pada KTT Pemimpin Dunia COP26, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa sektor kehutanan dan lahan Indonesia akan mencapai Net Carbon Sink pada 2030. Hal tersebut adalah komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari solusi.

"Capaian nyata Indonesia di sektor kehutanan tidak terbantahkan. Pada 2020, tingkat kebakaran hutan di Indonesia bisa turun hingga 82%," ungkapnya.

Selain itu, pada 2019, penurunan emisi dari hutan dan tata guna lahan ditekan hingga 40,9% jika dibandingkan 2015. Deforestasi hutan Indonesia juga mencapai tingkat terendah dalam 20 tahun terakhir.

"Ini dilakukan saat dunia tahun lalu kehilangan 12% lebih banyak hutan primer. Ketika banyak negara maju justru mengalami kebakaran hutan dan lahan yang terbesar sepanjang sejarah, kami mengalami perbaikan," tandasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya