Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEJUMLAH negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26 menilai pengendalian iklim di Indonesia berjalan dengan sangat baik. Ada banyak perubahan yang diapresiasi dan dianggap patut untuk dicontoh.
“Jadi apa yang kita lakukan dan hasil-hasil baiknya itu bukan mengada-ada. Kita bukan memuji-muji diri sendiri. Memang ada buktu bahwa Indonesia mengalami banyak kemajuan,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar saat menyampaikan keterangan pers di di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11).
Sebagaimana diketahui, kebijakan pengawasan titik api yang terintegrasi berhasil menurunkan tingkat kebakaran hutan hingga 82%. Angka deforestasi juga berkurang secara signifikan, bahkan menjadi yang terendah dalam 20 tahun terakhir.
Indonesia juga telah melakukan rehabilitasi terhadap tiga juta hektare lahan kritis pada 2010-2019 dan memperbaiki hutan mangrove yang akan mencapai 600.000 hektare dalam tiga tahun ke depan.
Dengan seluruh capaian itu, Siti melihat Indonesia akan mampu untuk mewujudkan target netral karbon pada 2050 sebagaimana ditetapkan dalam Presidensi Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC) tahun ini.
Baca juga: PLN Paparkan Program Dekarbonisasi di COP-16 Glasgow
“Posisi Indonesia sendiri, kita akan masuk di 2060 tetapi sedapat mungkin bisa ditarik ke depan. Itu bisa dihitung dari angka-angka energi, industri, juga penanganan limbah dan sampah,” lanjutnya.
Namun, ia menekankan bahwa Indonesia tidak bisa bergerak sendiri. Agenda perubahan harus dilakukan secara kompak oleh seluruh negara di dunia.
Negara-negara lain tidak boleh hanya mematok angka saja tanpa melakukan tindakan nyata.
“Kita terus ikuti, kita terus hitung angkanya, kita terus bergerak mengikuti bagaimana kebijakan itu, bagaimana implementasi lapangannya,” ucap Siti. (OL-4)
PEMERINTAH Indonesia mempersiapkan sejumlah best practice keberhasilan upaya pengendalian iklim dalam COP 27 di Mesir, bulan depan.
Delegasi Indonesia diminta membawa kepentingan negara berkembang dalam forum COP 27 di Mesir, November 2022.
SAAT ini, negara-negara di dunia sedang menggalakkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
PERTEMUAN tingkat tinggi di bidang lingkungan dan iklim atau COP-27 yang diselenggarakan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) akan digelar di Mesir, November 2022.
Menteri Siti menyampaikan bahwa penyelenggaraan G20 merupakan momentum untuk mewujudkan tindakan kolektif yang lebih berani untuk mengatasi tiga krisis planet bumi.
DALAM agenda pertemuan pembahasan perubahan iklim tingkat global tersebut, Indonesia memiliki sejumlah poin penting yang akan dibahas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved