Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
INDONESIA akan menyelenggarakan segmen kedua dari Conference of the Party (COP) 4 Minamata pada 21 hingga 25 Maret 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. Sebelumnya, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah sidang COP 4 Konvensi Minamata pada sidang COP 3 Konvensi Minamata di Jenewa, 25 November 2019.
Berkenaan dengan kondisi pandemi covid-19, penyelenggaraan COP 4 Minamata diselenggarakan menjadi dua bagian. Adapun bagian pertama telah diselenggarakan secara daring pada 1-5 November 2021.
COP Konvensi Minamata merupakan agenda dua tahunan yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah negara-negara anggota Konvensi Minamata. Tujuannya untuk mendiskusikan dan menyepakati keputusan-keputusan dalam rangka menghadapi dampak penggunaan, emisi, dan lepasan merkuri.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah COP 4 Konvensi Minamata merupakan wujud pengakuan dunia internasional terhadap pencapaian Indonesia dalam pengurangan dan penghapusan merkuri. Di samping itu, penyelenggaraan keketuaan ini merupakan kontribusi Indonesia dalam mempertegas komitmen upaya pengurangan dan penghapusan merkuri serta peran diplomasi lingkungan hidup di tingkat global.
“Dengan ini, Indonesia menunjukan kepemimpinannya untuk menyelesaikan persoalan. Dengan presidensi Indonesia, kita dapat menunjukkan kepemimpinan internasional dalam hal penyelamatan lingkungan,” ungkap Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekaligus Presiden COP 4, Rosa Vivien Ratnawati, Jumat (18/3).
Menjadi tuan rumah COP 4 Konvensi Minamata juga merupakan momentum bagi Indonesia untuk memainkan peran sentral dalam diplomasi lingkungan hidup. Dalam hal ini, kehadiran delegasi pada COP 4 merupakan kesempatan yang perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh pemangku kepentingan di Indonesia.
Hal itu sebagai salah satu upaya mendukung program pemulihan ekonomi nasional serta untuk meningkatkan dukungan internasional terhadap 11 kebijakan nasional pengurangan dan penghapusan merkuri.
COP 4 Minamata akan menjadi forum pengambilan keputusan terhadap beberapa isu yang belum mencapai konsensus. Di antaranya kode HS produk-produk mengandung merkuri, lepasan merkuri, mercury waste thresholds, dan sebagainya.
Diharapkan pada COP-4 nanti, peserta dari negara pihak, masyarakat sipil, industri, akademisi, pakar, dan pemangku kepentingan lainnya dapat berbagi pengalaman, bertukar pandangan, dan mencapai konsensus global dalam mendukung langkah-langkah melindungi manusia dan lingkungan hidup dari bahaya penggunaan merkuri.
Pada pertemuan Konvensi COP-4 Minamata yang pertama lalu, terdapat sejumlah isu yang mengundang perbedaan pendapat dari negara anggota Konvensi Minamata. Di antaranya mengenai rencana penghapusan produk yang menggunakan merkuri serta rencana evaluasi rutin dari implementasi pelaksanaan pengurangan dan penghapusan merkuri.
Dalam hal ini masih ada perbedaan pendapat dari negara berkembang dan negara maju. Negara maju ingin data dan kriterianya banyak tetapi negara berkembang dengan segala keterbatasannya masih keberatan. Untuk itu, Indonesia sebagai host punya kesempatan untuk menengahi persoalan tersebut.
Sejak berlakunya Konvensi Minamata pada Agustus 2017, COP telah diadakan tiga kali. Pertemuan pertama pada September 2017, pertemuan kedua pada November 2018, dan pertemuan ketiga pada bulan November 2019. Pertemuan selanjutnya akan diadakan setiap dua tahun sekali.
Indonesia termasuk salah satu negara yang meratifikasi Konvensi Minamata mengenai Merkuri pada 2017.Di tingkat nasional, pada 2017, pemerintah Indonesia juga telah menetapkan program penghapusan merkuri pada pertambangan emas skala kecil menjadi salah satu program prioritas nasional. Kebijakan ini terus berlanjut hingga ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM). (Ifa/S2-25)
Posisi keketuaan Indonesia di G-20 tahun ini merupakan ujian diplomasi dan kemampuan dialektis. Jangan sampai pertemuan elite hanya didominasi kongko-kongko.
"Sifat U20 ini pilar untuk menopang G20. Kami terlibat U20 mulai 2018, inisiasinya Desember 2017. Pada One Planet Summit di Paris. Sekarang Jakarta tuan rumah."
Batik Betawi yang ditunjuk terlibat dalam forum besar G20 yang digelar pada 23-25 Februari 2022 ini merupakan kebanggaan bagi Elemwe.
“Ini adalah jumlah terbanyak dalam sejarah Communique U20. Kami belum pernah menyaksikan ada sebuah Communique yang didukung oleh sebanyak itu,” ujar Anies
Indonesia akan mendorong negara-negara anggota G20 untuk bekerja bagi kepentingan semua kelompok.
Presiden Jokowi juga akan menghadiri side event mengenai dukungan usaha kecil dan menengah dan bisnis milik perempuan dan secara khusus diminta untuk menjadi pembicara.
ERA digitalisasi, yang telah berjalan selama ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap lahirnya jenis aset baru, yaitu aset-aset yang berbasis digital.
KTT yang berlangsung pada 30-31 Agustus ini akan memberi kesempatan bagi para pemimpin kota U20 untuk memperkuat kolaborasi.
Program yang dirancang untuk jangka panjang itu adalah sebuah platform edukasi yang akan meningkatkan kesadaran serta melakukan pengembangan masyarakat,
Tempat tersebut akan dibuka kembali untuk pertama kali acara Meeting G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) pada Oktober mendatang.
Presiden akan memimpin KTT G20 di Bali pada 15 -16 November 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved