Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Badan Atom Sebut Iran Punya 120 Kg Uranium yang Diperkaya 20%

Nur Aivanni
10/10/2021 14:38
Badan Atom Sebut Iran Punya 120 Kg Uranium yang Diperkaya 20%
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr, Iran.(AFP/Kepresidenan Iran.)

IRAN punya lebih dari 120 kilogram uranium yang diperkaya 20%. Hal itu disampaikan Kepala Organisasi Energi Atom Iran Mohammad Eslami di televisi pemerintah pada Sabtu (9/10) malam.

"Kami telah melampaui 120 kilogram," kata Mohammad Eslami. "Kami memiliki lebih dari angka itu," tambahnya.

"Orang-orang kami tahu betul bahwa mereka (kekuatan Barat) dimaksudkan untuk memberi kami bahan bakar yang diperkaya sebesar 20% untuk digunakan di reaktor Teheran, tetapi mereka belum melakukannya," tambahnya.
"Jika rekan-rekan kami tidak melakukannya, tentu saja kami akan memiliki masalah dengan kekurangan bahan bakar untuk reaktor Teheran," ucapnya.

Pada September, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan bahwa Iran telah meningkatkan stoknya yang diperkaya di atas persentase yang diizinkan dalam kesepakatan nuklir 2015. Badan tersebut memperkirakan Iran memiliki 84,3 kilogram uranium yang diperkaya menjadi 20% (naik dari 62,8 kilogram ketika IAEA terakhir melaporkan pada Mei).

Berdasarkan kesepakatan itu, Iran tidak dimaksudkan memperkaya uranium di atas 3,67%. Ini jauh di bawah ambang batas 90% yang diperlukan untuk digunakan dalam senjata nuklir.

Di bawah perjanjian 2015, Tiongkok, Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat telah sepakat untuk mencabut beberapa sanksi terhadap Iran jika Teheran mengurangi program nuklirnya. Tetapi sejak Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan pada tahun 2018, Teheran semakin meninggalkan komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut. 

Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan dia optimistis bahwa pembicaraan tentang menghidupkan kembali kesepakatan 2015 akan membuat kemajuan, asalkan Washington sepenuhnya melanjutkan komitmennya. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya