Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
PERISTIWA penembakan terjadi di sebuah universitas di Rusia, Senin (20/9). Enam orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka dalam peristiwa yang terjadi di Universitas Perm, sekitar 1.300 kilometer timur Moskow.
Komite Investigasi, yang menyelidiki kejahatan besar di Rusia, awalnya mengatakan delapan orang tewas tetapi kemudian merevisi jumlah kematian menjadi enam. Dikatakan 28 orang dirawat setelah serangan di Perm State National Research University.
Kementerian Kesehatan mengatakan 19 di antara yang terluka dirawat karena tembakan. "Beberapa dari mereka yang luka telah dirawat di rumah sakit dengan cedera dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda," kata Komite Investigasi dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan pelaku penembakan yang diidentifikasi sebagai mahasiswa di universitas tersebut, melakukan aksinya dengan senapan berburu yang dia beli awal tahun ini. "Selama penangkapannya, dia melakukan perlawanan dan terluka, setelah itu dia dibawa ke fasilitas medis," kata pernyataan itu.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat para mahasiswa melemparkan barang-barang dari jendela gedung universitas sebelum melompat untuk melarikan diri dari penembak. Dalam rekaman video yang beredar juga terlihat seorang individu yang mengenakan pakaian taktis hitam, termasuk helm, membawa senjata dan berjalan di kampus sebelum melakukan aksinya.
Peristswa penembakan di sekolah relatif tidak biasa di Rusia karena keamanan yang ketat di fasilitas pendidikan dan karena sulitnya membeli senjata api. Serangan ini merupakan peristiwa serangan bersenjata api kedua tahun di Rusia. Mei lalu, seorang anak berusia 19 tahun melepaskan tembakan di sekolah lamanya di pusat kota Kazan dan menewaskan sembilan orang. (AFP/OL-15)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Gunung Krasheninnikov di Kamchatka, Rusia, meletus untuk pertama kalinya sejak 1550, hanya beberapa hari setelah gempa bumi magnitudo 8,8.
KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial.
Jerman telah menjadi pemasok bantuan persenjataan terbesar kedua bagi Ukraina setelah Amerika Serikat.
Juru bicara utama Kremlin menegaskan ada atau tidaknya ancaman Trump, perang Rusia melawan Ukraina akan terus berlanjut.
Pemerintah Jepang hingga saat ini masih belum mengakhiri peringatan tsunami imbas gempa Rusia dengan magnitudo 8,8 yang terjadi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved