Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemimpin Taliban Cari Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan

Nur Aivanni
20/9/2021 09:59
Pemimpin Taliban Cari Bantuan Asing untuk Pengungsi Afghanistan
Warga yang tak kehilangan tempat tinggal berada di kamp di Kota Kabul, Afghanistan, Jumat (17/9).(BULENT KILIC / AFP)

SEORANG pemimpin Taliban telah mendesak tindakan dan bantuan dari masyarakat internasional, termasuk lembaga donor, untuk membantu pengungsi Afghanistan menjelang musim dingin.

Dalam beberapa hari terakhir, kelompok bantuan telah memperingatkan pemerintah Afghanistan akan menghadapi krisis kemanusiaan jika bantuan dan sumber daya tidak dikirim ke negara itu.

Kemiskinan bisa melonjak hingga 97% pada pertengahan tahun depan, menurut Program Pangan Dunia PBB, ketika kelaparan dan kekeringan memaksa ribuan orang pindah ke kota-kota untuk mencari perlindungan.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Menteri Pengungsi Afganistan, Khalil-ur-Rahman Haqqani, tokoh dari Taliban, mengatakan sementara ribuan orang mengungsi, sekarang ada perdamaian di Afghanistan dan semua orang bisa kembali ke rumah.

"Diperkirakan 20.000 orang berada di Kabul dari lembah Panjshir," kata Haqqani kepada Al Jazeera. "Prioritasnya adalah Kabul karena merupakan kota terpadat dan menampung jumlah pengungsi tertinggi," katanya.

Haqqani menambahkan bahwa orang-orang akan diberikan bantuan untuk kembali dan membantu membangun kembali rumah mereka jika telah rusak.

Tetapi interaksi apa pun dengan Haqqani kemungkinan akan rumit karena pemerintah AS telah menetapkannya sebagai "teroris global". Amerika Serikat telah memberikan hadiah $ 5 juta dan dia juga telah diberi sanksi oleh PBB, dengan tuduhan termasuk berhubungan dengan al-Qaeda.

Kelompok itu mengatakan sanksi seharusnya dihapus menyusul kesepakatan yang ditandatangani oleh AS di Qatar tahun lalu.

Dia mengatakan tahap selanjutnya dari rencana tersebut adalah membuat kota-kota khusus di setiap provinsi tempat orang-orang mengungsi dan dirancang untuk memiliki fasilitas serta pekerjaan di sektor pembangunan, jasa, konstruksi dan pertanian bagi masyarakat setempat.

"Alasannya adalah untuk memastikan ada solusi bagi mereka yang ingin membantu, memusatkan kebutuhan dari seluruh negeri, mengurangi pemborosan, menghilangkan korupsi, dan memastikan semua bantuan menjangkau mereka yang paling layak mendapatkannya," tambahnya.

Haqqani mengaku memang ada kendala cash-flow, tapi dia berharap masalah itu bisa diatasi perlahan-lahan.

Pada Jumat (17/9), Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi meminta negara-negara untuk terlibat dengan Taliban atau mengambil risiko krisis kemanusiaan.

Saat berbicara di Islamabad, ibu kota negara tetangga Pakistan, Grandi mengatakan masyarakat internasional seharusnya tidak hanya memberikan bantuan kepada negara yang dilanda kemiskinan itu, tetapi juga menerima pengungsi Afghanistan.

Pada Rabu (15/9), Penasihat Keamanan Nasional Pakistan Moeed Yusuf juga meminta masyarakat internasional untuk terlibat dengan Taliban atau mengambil risiko kembalinya ketidakstabilan di Afghanistan.

Sebelum pengambilalihan Taliban, sepertiga dari produk domestik bruto (PDB) negara itu diambil dari pendanaan asing.

Bulan lalu, Taliban mengambil alih Kabul setelah dengan cepat merebut lebih dari selusin ibu kota provinsi dalam waktu kurang dari dua minggu.

Setelah jatuhnya Kabul, AS dan negara-negara lain, termasuk sekutu NATO, mengevakuasi ribuan warga dan warga negara Afghanistan yang memenuhi syarat.

Untuk diketahui, belum ada pemerintah yang mengakui pemerintahan sementara Taliban. (Al Jazeera/Nur/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya