Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan negara-negara berpenghasilan rendah, siap menjalankan kampanye vaksinasi covid-19 yang efektif. Saat ini mereka tergantung pada produsen serta negara-negara kaya untuk memberikan dosis yang dijanjikan. Hal ini untuk mengurangi ketidaksetaraan kesehatan global.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, sekitar 80% dari 5,5 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global. Ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.
"Kami telah mendengar alasan dari produsen dan beberapa negara berpenghasilan tinggi tentang bagaimana negara berpenghasilan rendah tidak dapat menyerap vaksin," kata Tedros pada jumpa pers Rabu waktu setempat atau Kamis WIB (9/9).
Menurut Tedros, hampir semua negara berpenghasilan rendah telah menunjukkan kemampuan untuk menjalankan kampanye imunisasi skala besar. Seperti untuk polio, campak, dan penyakit lainnya.
"Karena produsen telah memprioritaskan atau diwajibkan secara hukum untuk memenuhi kesepakatan bilateral dengan negara-negara kaya yang bersedia membayar dolar tinggi, negara-negara berpenghasilan rendah telah kehilangan alat untuk melindungi rakyat mereka," tuturnya.
WHO telah menetapkan target untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40% dari populasi pada akhir tahun ini. Tedros mengatakan pengiriman ke negara-negara miskin perlu didorong agar hal ini tercapai.
Lebih dari 221 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus korona secara global dan 4,76 juta meninggal dunia.
Program global yang menyediakan vaksin covid-19 ke negara-negara miskin akan turun hampir 30% dari target sebelumnya sebesar dua miliar suntikan tahun ini, kata organisasi internasional yang menjalankannya.
Kepala Aliansi Vaksin GAVI, di antara sponsor fasilitas berbagi vaksin Covax, menyalahkan pemotongan tersebut pada berbagai faktor termasuk pembatasan ekspor pada Serum Institute of India (SII) serta masalah manufaktur.
Tedros mengatakan para menteri dari 20 negara terkaya telah meyakinkannya bahwa mereka akan melakukan segalanya untuk mencapai target 40% tahun ini.
"Sekarang saatnya untuk kepemimpinan sejati, bukan janji kosong," tandasnya. (Straitstimes/OL-13)
Baca Juga: Mantan Presiden Ashraf Ghani Minta Maaf pada Rakyat Afghanistan
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
Demam setelah imunisasi pada anak adalah salah satu efek samping yang sering terjadi dan menjadi kekhawatiran banyak orang tua.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memvaksinasi IMS gonorea, yagn difokuskan pada pria gay dan biseksual.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada 2024 adalah 87,3% dan antigen baru seperti PCV dan RV adalah 86,6%. Cakupan ini masih di bawah target untuk terbentuknya herd immunity.
Kegiatan vaksinasi ini menggarisbawahi pentingnya menumbuhkan kesadaran untuk membangun generasi masa depan yang lebih sehat.
WHO mengungkap kebersihan di lingkungan rumah berperan penting dalam pencegahan kanker serviks.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Laporan WHO terbaru menyebutkan bahwa mulai pertengahan April 2025 sirkulasi varian LP.8.1 mulai berkurang dan varian baru NB.1.8.1 meningkat, yang diberi nama varian Nimbus
AKHIR Mei yang lalu peningkatan kasus covid-19 kembali terjadi di Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Hongkong, dan Malaysia. Banyak negara juga mulai bersiap.
TERJADI lonjakan kasus covid-19 di berbagai negara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19.
Otoritas kesehatan terkemuka AS dan Argentina juga meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai ‘sistem kesehatan internasional alternatif’ yang terpisah dari WHO.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved