IRAN akan segera melanjutkan pembicaraan dengan saingan regionalnya, Arab Saudi. Ini dikatakan para pejabat Iran menandai putaran keempat negosiasi yang diharapkan berlangsung di ibu kota Irak, Baghdad.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan tadi malam dia berbicara tentang melanjutkan pembicaraan ketika dia bertemu dengan Menlu Saudi Faisal bin Farhan Al Saud selama konferensi regional yang diselenggarakan oleh Baghdad pada Sabtu (28/8).
Amir-Abdollahian mengatakan, dikutip media Al-Monitor, pihak Saudi setuju untuk melanjutkan pembicaraan, "Setelah terbentuk pemerintah baru di Iran." Duta Besar Teheran di Baghdad, Iraj Masjedi, menegaskan rencana itu pada Selasa (31/8). Masjedi, menurut Kantor Berita Pelajar Iran (ISNA) yang dikelola pemerintah, mengatakan putaran pembicaraan berikutnya akan terjadi setelah pemerintah baru Iran berjalan.
Pejabat Iran dan Saudi telah mengadakan diskusi diam-diam di Baghdad di bawah naungan pemerintah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi sejak April. Pembicaraan tersebut bertujuan mengurangi ketegangan di seluruh kawasan karena keduanya mendukung pihak yang berlawanan dalam berbagai konflik.
Riyadh tidak mendukung pemberontak Yaman yang didukung Iran di tengah perang saudara Yaman dan pemulihan hubungan dengan rezim Suriah Presiden Bashar al-Assad yang juga didukung oleh Iran. Pembicaraan itu awalnya dilakukan di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi tetapi tidak terwujud sampai tahun ini.
Negosiasi itu dapat mengurangi permusuhan di kawasan tersebut. Ini pun berpotensi mengurangi ketergantungan negara-negara Teluk pada dukungan pertahanan dan kehadiran militer Amerika Serikat. Perkembangan ini memungkinkan pemerintahan Biden untuk memprioritaskan fokus strategis yang dinyatakan di Asia Timur.
Ketegangan antara musuh bebuyutan itu melonjak di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump sebelumnya. Pengabaian Trump terhadap perjanjian nuklir internasional pada 2015 dengan Iran dan pengenaan sanksi tekanan maksimum terhadap Teheran diikuti oleh serangkaian serangan terhadap pengiriman komersial di Teluk dan serangan terhadap Arab Saudi.
Senjata yang digunakan dalam serangan itu dalam beberapa kasus dinilai oleh para ahli AS dan PBB berasal dari Iran. Sementara itu, persaingan bermusuhan Iran dengan Israel hanya menunjukkan sedikit tanda mereda.
Pada Selasa, tumpahan minyak dari kilang pantai Suriah mendekati pantai Siprus. Israel dilaporkan telah melakukan serangkaian serangan sabotase terhadap pengiriman minyak Iran ke Suriah yang menyebabkan tumpahan signifikan di Mediterania Timur. Iran juga telah menyerang kapal-kapal pengapalan yang terkait dengan Israel di kawasan Teluk. (OL-14)