Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENTERI Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan bagaimana sulitnya mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan pasca dikuasai Taliban. Menurut Retno, evakuasi para WNI dari Afghanistan merupakan evakuasi yang paling rumit dan kompleks yang dilakukan oleh pemerintah.
"Evakuasi yang paling berat, yang sangat kompleks dan memerlukan rencana yang sangat masak," ujar Retno saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/9).
Baca juga: RI Minta Pemerintah Taliban Cegah Afghanistan Jadi Sarang Teroris
Namun untungnya, dikatakan oleh Retno evakuasi berhasil dilakukan sebelum situasi di Bandara Internasional Kabul Afghanistan tidak terkendali. Pemerintah berhasil memulangkan WNI dari Afghanistan sehari sebelum Bandara dipenuhi warga Afghanistan yang ingin keluar dari negaranya.
"Seandainya evakuasi tidak berhasil kita lakukan pada tanggal 20 Agustus mungkin upaya evakuasi harus menempuh jalan yang lebih panjang dan tidak menentu," ujarnya.
Selain WNI, Pemerintah Indonesia juga berhasil mengevakuasi 5 WN FIlipina dan 2 WN Afghanistan. Sementara total WNI yang berhasil dievakuasi mencapai 26 orang. Sebelum beraktifitas di Indonesia, para WNI yang berhasil dievakuasi telah menjalani karantina.
"Sebagaimana diketahui wilayah diluar bandara dikuasai Taliban dan sejak awal persiapan evakuasi, kita telah meminta jaminan keamanan kepada Taliban dan Jaminan keamanan tersebut diberikan," ujarnya.
Menlu menuturkan pemerintah menggunakan semua aset diplimasi RU dalam melaksanakan proses evakuasi. Hal itu dilakukan agar pemerintah mendapatkan izin mendaratkan pesawat di Bandara Kabul dan mengevakuasi para WNI ke dalam pesawat dengan selamat.
"Disini urusan kita lebih banyak dengan NATO dan negara anggota NATO. Karena pemberian izin dan pengelolaan bandara militer semua dikelola oleh NATO," katanya. (OL-6)
KPK) mengungkapkan buronan kasus dugaan korupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el), Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin, mempunyai paspor Guinea-Bissau.
KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, mengimbau WNI menghubungi hotline Konsuler KBRI Bangkok jika ada yang terdampak konflik Thailand-Kamboja.
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menegaskan bahwa mantan prajurit Marinir TNI AL, Satria Arta Kumbara, telah kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) secara otomatis.
Pemerintah untuk berhati-hati dalam memutuskan permohonan kewarganegaraan kembali dari Satria Kumbara, eks Marinir TNI AL yang menjadi tentara relawan Rusia.
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menanggapi kabar yang menyebut Amerika Serikat (AS) bisa mengelola data pribadi warga negara Indonesia (WNI).
MANTAN anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Satria Arta Kumbara, kembali menjadi sorotan setelah menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved