Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
EFEKTIVITAS vaksin covid-19 Pfizer dan Moderna yang mencapai 91% kini menurun menjadi 66% seiring munculnya varian Delta. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang digelar di Amerika Serikat (AS) terhadap para pekerja kesehatan yang dirilis pada Selasa (24/8).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) terus mengawasi performa kedua vaksin itu sejak memberikan izin penggunaannya kepada tenaga kesehatan dan pekerja lini depan lainnya.
Ribuan pekerja di enam negara bagian AS diuji setiap pekan dan setiap menunjukkan gejala covid-19 sehingga peneliti bisa memperkirakan efikasi vaksin terhadap covid-19 bergejala dan tidak bergejala.
Baca juga: Orang Terinfeksi Varian Delta Miliki Muatan Virus 300 Kali Lebih Tinggi
Dengan melihat tingkat infeksi di antara orang yang sudah dan belum divaksin, efektivitas vaksin ditetapkan sebesar 91% pada penelitian periode 14 Desember 2020 hingga 10 April 2021.
Namun, beberapa pekan menjelang 14 Agustus, ketika covid-19 varian Delta mulai merajalela, efektivitas vaksin pun turun menjadi hanya 66%.
Peneliti menggarisbawahi sejumlah penyebab terjadi hal itu, termasuk menurunnya perlindungan vaksin seiring berjalannya waktu serta efekivitas 66% itu dicatat dalam penelitian berdurasi pendek.
"Meski penemuan ini menunjukkan adanya penurunan efektivitas vaksin covid-19 dalam mencegah infeksi, menurunkan risiko infeksi setelah divaksin tetap menunjukkan pentingnya vaksinasi covid-19," ungkap para peneliti.
Sejumlah penelitian lain juga menunjukkan penurunan efikasi vaksin covid-19 terhadap varian Delta.
Meski begitu, perlindungan vaksin terhadap kemungkinan gejala yang parah tetap stabil, di angka 90%
Peneliatian lainnya di Los Angeles, yang digelar antara 1 Mei dan 25 Juli, menunjukkan mereka yang tidak divaksin lebih berisiko 29% untuk dirawat di rumah sakit karena covid-19 ketimbang mereka yang telah divaksin.
Varian Delta menjadi jenis covid-19 yang dominan di AS mulai awal Juli lalu. (AFP/OL-1)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved