Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Dilanda Gelombang Ke-3 Covid-19, Afrika Selatan Catat 24.000 Kasus Baru

Atikah Ishmah Winahyu
03/7/2021 10:38
Dilanda Gelombang Ke-3 Covid-19, Afrika Selatan Catat 24.000 Kasus Baru
Petugas medis melakukan tes Covid-19 di Fourways Life Hospital, Johannesburg, Afrika Selatan.(Emmanuel Croset / AFP)

AFRIKA Selatan mencatat lebih dari 24.000 kasus Covid-19 pada Jumat (2/7). Hal ini merupakan angka infeksi baru tertinggi sejak pandemi dimulai, ketika gelombang ketiga virus menyebar.

Lonjakan kasus di negara paling maju di Afrika itu telah membuat rumah sakit kewalahan, terutama di kota utama Johannesburg, dan membuat petugas kesehatan yang bekerja terlalu keras berjuang untuk menemukan tempat tidur yang cukup untuk pasien yang sakit kritis.

Kegagalan birokrasi telah memperburuk krisis kesehatan. Asosiasi Medis Afrika Selatan mengancam untuk menuntut pemerintah ke pengadilan karena lebih dari 200 dokter junior baru tidak dapat menemukan penempatan meskipun kekurangan staf.

Afrika Selatan telah mencatat lebih dari 2 juta kasus dan lebih dari 60.000 kematian selama pandemi, menurut data pemerintah, sementara 3,3 juta orang telah divaksinasi dari populasi di bawah 60 juta.

Pekan lalu Presiden Cyril Ramaphosa mengumumkan pemerintahnya telah melakukan serangkaian tindakan, termasuk penangguhan penjualan alkohol dan penghentian makan di dalam ruangan restoran, selama dua minggu untuk meminimalkan dampak gelombang baru.

Para limuwan mengatakan peningkatan kasus Covid di Afrika Selatan dipicu Covid-19 varian baru Delta yang berasal dari India dan sekarang beredar luas di seluruh dunia.

Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 disebabkan tingkat vaksinasi yang rendah di Afrika Selatan.

Apalagi sebelumnya pemerintah setempah harus memusnahkan 2 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson yang terkontaminasi.

Di sisi lain, birokrasi Afrika Selatan juga lamban dalam penanganan pandemi Covid-19 dan lambatnya kedatangan vaksin Covid-19 dari negara produsen vaksin.

Terkait dengan minim pemenuhan vaksin Covid-19 dari negara-negara maju, Ramaphosa mengatakan sikap negara maju produsen vaksi telah melakukan "apartheid vaksin" global.

Dia telah meminta negara Barat produsen untuk  mengabaikan perlindungan paten mereka dan memungkinkan pembuatan dosis vaksin lokal darurat, sejauh ini tidak berhasil. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya