Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Taliban Rebut Perbatasan Utama Afghanistan dengan Tajikistan

Atikah Ishmah Winahyu
23/6/2021 08:08
Taliban Rebut Perbatasan Utama Afghanistan dengan Tajikistan
Peta yang menunjukkan lokasi Shir Khan Bandara di perbatasan antara Afghanistan dan Tajikistan.(AFP)

TALIBAN telah merebut perbatasan utama Afghanistan dengan Tajikistan. Hal itu diungkapkan pejabat provinsi Afghanistan dan perwira militer, Selasa (22/6).

Perebutan Shir Khan Bandar, di ujung utara Afghanistan, sekitar 50 km dari Kota Kunduz, adalah keuntungan paling signifikan bagi Taliban sejak meningkatkan operasi pada 1 Mei ketika Amerika Serikat (AS) memulai tahap akhir penarikan pasukannya.

“Sayangnya, pagi ini, setelah 1 jam pertempuran, Taliban merebut pelabuhan Shir Khan dan kota serta semua pos pemeriksaan perbatasan dengan Tajikistan,” kata anggota dewan provinsi Kunduz, Khaliddin Hakmi.

Baca juga: AS Serukan Diakhirinya Kekerasan di Afghanistan

Seorang perwira militer mengatakan, “Kami terpaksa meninggalkan semua pos pemeriksaan dan beberapa tentara kami melintasi perbatasan ke Tajikistan.”

“Pada pagi hari, mereka (pejuang Taliban) ada di mana-mana, ratusan dari mereka,” katanya tanpa menyebut nama.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membenarkan para pejuang telah merebut perbatasan yang melintasi Sungai Pyanj itu.

“Mujahidin kami berada dalam kendali penuh atas Shir Khan Bandar dan semua penyeberangan perbatasan dengan Tajikistan di Kunduz,” ungkapnya.

Peringatan PBB

Serangan itu terjadi ketika utusan khusus PBB di Afghanistan memperingatkan bahwa pejuang Taliban telah mengambil sekitar 50 dari 370 distrik di negara itu sejak Mei dan bahwa peningkatan konflik berarti meningkatkan ketidakamanan bagi banyak negara lain, baik dekat maupun jauh.

“Distrik-distrik yang telah diambil itu mengelilingi ibu kota provinsi, menunjukkan bahwa Taliban memposisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota itu begitu pasukan asing ditarik sepenuhnya,” kata Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB.

Pertempuran sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan telah terjadi di pinggiran tiga ibu kota provinsi di provinsi utara yaitu Provinsi Faryab, Balkh, dan Kunduz dalam beberapa hari terakhir, menurut para pejabat.

Penarikan 2.500-3.500 tentara AS yang tersisa dan 7.000 pasukan NATO telah memberikan urgensi bagi upaya untuk menemukan akhir yang dinegosiasikan untuk konflik Afghanistan yang berkepanjangan.

Pembicaraan antara pemerintah dan Taliban yang berlangsung di Qatar belum membuahkan hasil.

Saat para pemimpin Taliban mengatakan mereka siap berunding, pengamat yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan bahwa gerakan tersebut tampaknya lebih fokus mengamankan keuntungan militer guna memperkuat posisi negosiasinya.

“Peluang untuk melihat dorongan baru untuk negosiasi perdamaian sekarang terlihat compang-camping dan sebagian besar percaya bahwa perang yang telah berlangsung selama 40 tahun di Afghanistan akan semakin intensif, negara mungkin terpecah,” kata James Bays, Editor diplomatik Al Jazeera.

Meskipun semua negara anggota Dewan Keamanan sepakat tentang perlunya membawa negosiasi kembali ke jalurnya, Bays menjelaskan, sebagian besar fokus dalam beberapa minggu mendatang malah akan diarahkan pada upaya untuk mengurangi keadaan darurat kemanusiaan, termasuk prospek krisis pengungsi massal.

Sementara itu, Gedung Putih, Minggu (20/6) mengumumkan Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional negara itu, yang mengawasi tim negosiasi pemerintah.

Pertemuan Jumat (25/6), menurut pernyataan Gedung Putih, dimaksudkan untuk menegaskan kembali bantuan keuangan dan kemanusiaan AS untuk mendukung rakyat Afghanistan, termasuk perempuan, anak perempuan dan minoritas Afghanistan.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan percakapan mereka juga akan terus membahas bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi menjadi tempat yang aman bagi kelompok teroris yang menimbulkan ancaman bagi tanah air AS. (Aljazeera/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya