Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aktivis Palestina yang Ditangkap Raih Dukungan Luas di Medsos

Mediaindonesia.com
07/6/2021 00:10
Aktivis Palestina yang Ditangkap Raih Dukungan Luas di Medsos
Petugas keamanan Israel menembakkan granat kejut selama protes untuk mendukung aktivis Palestina yang ditangkap.(AFP/Ahmad Gharabli.)

SI kembar el-Kurd, yang keluarganya saat ini terancam kehilangan rumah mereka, telah memimpin gerakan protes aktif di jalanan dan online. Keduanya ialah Mona el-Kurd, 23, yang ditangkap polisi Israel dan meninggalkan surat panggilan untuk saudara kembarnya, Muhammad.

Mereka telah memperoleh lebih dari 180.000 pengikut Twitter dan lebih dari setengah juta di Instagram. Keduanya menggunakan tagar #SheikhJarrah dan #SaveSheikhJarrah untuk menarik perhatian global lingkungan mereka.

Ayah mereka, yang berbicara kepada AFP di depan kantor polisi, menyebut penangkapan putrinya sebagai bagian dari operasi untuk meneror orang tua. Ini karena suara yang muncul dari lingkungan itu ialah para pemudanya.

Dia mengatakan putranya, Muhammad, telah pergi mengajar di kota Ramallah, Tepi Barat, tetapi sedang dalam perjalanan kembali untuk bekerja sama dengan panggilan polisi. Polisi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari AFP.

Bulan lalu, ketika ketegangan di Jerusalem meningkat selama peningkatan pertempuran Gaza, mahkamah agung Israel menunda sidang dalam kasus Sheikh Jarrah sampai pemberitahuan lebih lanjut. Di bawah hukum Israel, jika orang Yahudi dapat membuktikan bahwa keluarga mereka tinggal di Jerusalem timur sebelum perang Arab-Israel 1948 yang menciptakan negara Israel, mereka dapat meminta pengembalian properti mereka, bahkan jika keluarga Palestina telah tinggal di sana selama beberapa dekade. .

Orang-orang Palestina yang nenek moyangnya menjadi pengungsi dalam perang 1948 tidak memiliki sarana untuk mendapatkan kembali rumah atau tanah mereka di Israel modern. Kelompok hak asasi Israel Ir Amim mengatakan hingga 1.000 warga Palestina di Sheikh Jarrah dan distrik Silwan di dekatnya terancam mengungsi.

Wartawan ditangkap

Sheikh Jarrah juga menarik perhatian pengawas kebebasan pers, karena wartawan mengatakan mereka telah menjadi sasaran polisi ketika mencoba melaporkan demonstrasi di sana. Pada Sabtu (5/6) pasukan Israel menangkap reporter Al Jazeera Givara Budeiri dengan cara yang brutal.

Itu dikatakan jaringan media itu. Al Jazeera menambahkan bahwa pihak berwenang telah menghancurkan kamera videografer ketika reporternya mencoba untuk bekerja.

Budeiri dibebaskan dari tahanan beberapa jam setelah penangkapannya. Penjabat direktur jenderal televisi Al Jazeera, Mostefa Souag, mengecam penargetan sistematis jurnalisnya. Ia menyebutnya sebagai pelanggaran total terhadap semua konvensi internasional.

Reporters Without Borders (RSF) yang bermarkas di Paris telah menyuarakan keprihatinan atas penggunaan kekuatan yang tidak proporsional terhadap jurnalis oleh Israel. Ini mengkritik serangan terhadap wartawan yang merekam di Sheikh Jarrah, penahanan wartawan Palestina, dan penghancuran menara oleh negara Yahudi di Jalur Gaza yang terkepung tempat sejumlah kantor media beroperasi.

 

Selama kampanye militer mereka di Gaza, Israel meratakan gedung 13 lantai yang menampung stasiun televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar bersama dengan kantor berita AS The Associated Press setelah memperingatkan pemilik struktur untuk mengungsi. Israel membela diri dari serangan itu dengan menuduh bangunan itu menjadi tempat kantor intelijen teroris Palestina. Kepala biro Jerusalem Al Jazeera, Walid al-Omari, menuduh Israel mencoba membungkam media yang menyaksikan, mendokumentasikan dan melaporkan kebenaran. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya