Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

WHO Ganti Nama Varian Covid-19 dengan Huruf Yunani

Atikah Ishmah Winahyu
01/6/2021 05:44
WHO Ganti Nama Varian Covid-19 dengan Huruf Yunani
Ilustrasi dari morfologi virus korona yang menyebabkan covid-19.(AFP/Lizabeth MENZIES / Centers for Disease Control and Prevention)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penggantian nama varian covid-19 dengan huruf alphabet Yunani untuk menghindari stigmatisasi negara tempat varian tersebut pertama kali terdeteksi.

Sistem baru ini berlaku untuk varian yang menjadi perhatian, yang paling mengganggu di mana empat di antaranya beredar luas, dan varian tingkat kedua yang sedang dilacak.

"Mereka tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada, tetapi ditujukan untuk membantu dalam diskusi publik," kata pimpinan teknis covid-19 WHO Maria Van Kerkhove.

Baca juga: Kasus Covid-19 di India Tembus 28 Juta

Di bawah sistem baru, varian yang menjadi perhatian yang sampai sekarang disebut varian Inggris B117 diganti menjadi Alpha, B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan menjadi Beta, sedangkan P.1 Brasil menjadi Gamma.

Sementara, yang disebut varian India B1617 dibagi menjadi sub-garis keturunan, dengan varian B16172 diganti menjadi Delta dan B16171 disebut Kappa.

Selain nama-nama itu, ada dua nama ilmiah lain yang digunakan untuk setiap mutasi, sementara nama geografis yang berbeda telah digunakan untuk menggambarkan varian yang sama.

Misalnya, di Inggris, apa yang disebut negara lain sebagai varian Inggris sering disebut varian Kent, daerah di tenggara Inggris tempat ia pertama kali ditemukan.

Nama-nama garis keturunan seperti B1172 masih akan terus digunakan di kalangan ilmiah, untuk informasi mutasi yang tersampaikan oleh namanya.

"Meskipun memiliki kelebihan, nama-nama ilmiah ini sulit untuk diucapkan dan diingat, dan cenderung salah dilaporkan," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Akibatnya, orang sering menggunakan varian panggilan berdasarkan tempat terdeteksi, yaitu menstigmatisasi dan diskriminatif.

"Untuk menghindari ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," imbuhnya.

Awal bulan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani undang-undang kejahatan rasial yang bertujuan melindungi warga AS keturunan Asia yang mengalami lonjakan serangan selama pandemi covid-19.

Kelompok antiekstremisme AS mengatakan jumlah serangan dan kejahatan rasial terhadap warga Asia-Amerika telah meledak sejak awal krisis.

Mereka menyalahkan mantan presiden AS Donald Trump, yang berulang kali menyebut covid-19 sebagai "virus Tiongkok".

WHO telah mencoba membuat nomenklatur baru yang disederhanakan untuk varian tersebut selama beberapa bulan. Alfabet Yunani berisi 24 huruf tetapi belum ada rencana bagaimana pengaturan selanjutnya jika huruf tersebut sudah habis digunakan.

Epsilon, Zeta, Eta, Theta, dan Iota telah dianggap berasal dari varian bunga. (Straitstimes/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya