SEORANG perawat yang disebut membantu menyelamatkan nyawa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada tahun lalu mengundurkan diri sebagai bentuk protes karan pemerintah 'Negeri Ratu Elizabeth' itu dianggap tidak menghargai tenaga kesehatan.
Perawat kelahiran Selandia Baru Jenny McGee adalah salah satu dari perawat ICU yang merawat Johnson kala dia terinfeksi covid-19 pada tahun lalu.
Johnson mengaku dirinya bisa selamat karena perawatan para perawat itu. Namun, pemerintahan Johnson memicu kemarahan para perawat karena hanya menaikkan gaji mereka sebesar 1% yang sama saja dengan pemotongan gaji terkait dengan inflasi.
Baca juga: Rasisme terhadap Asia-Amerika di AS Meningkat Selama Pandemi Covid
"Kami tidak mendapatkan penghargaan yang selayaknya kami terima. Saya sangat kecewa. Jadi, saya memutuskan mengundurkan diri," ujar McGee kepada stasiun televisi Channel 4.
Juli lalu, dia menolak ambil bagian dalam pemotretan di Downing Street dengan alasan, "Banyak perawat yang merasa pemerintah mengirimkan pesan yang sangat tidak efektif dan tidak jelas. Itu sangat mengecewakan."
Pemimpin partai oposisi, Partai Buruh, Keir Stamer, menyebut pengunduran diri McGee membuktikan pendekatan pemerintahan Johnson terhadap tenaga kesehatan yang mempertaruhkan nyawa untuk merawatnya dan warga Inggris lainnya sangat buruk. (AFP/OL-1)