Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin (26/4), menyebut pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) atas genosida Armenia tidak berdasar dan bisa merusak hubungan antara kedua negara.
Erdogan merilis pernyataan berhati-hati setelah Biden melontarkan pengakuannya mengenai genosida Armenia saat peringatan insiden antara 1915-1917 itu pada Sabtu (24/4).
Namun, Erdogan tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dalam pidato televisi sembari menggarisbawahi sejarah perbudakan dan persekusi suku Indian di AS.
Baca juga: AS Janji Kirim 60 Juta Vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Negara Lain
"Presiden AS telah membuat komentar yang tidak berdasar dan tidak adil," tegas Erdogan.
"Kami menyakini komentar itu muncul akibat desakan kelompok radikal Armenia dan kelompok anti-Turki," lanjutnya.
Warga Armenia, didukung sejarawan dan ilmuwan, mengatakan sebanyak 1,5 juta warga mereka mati akibat genosida yang dilakukan Kekaisaran Ottoman saat Perang Dunia I.
Ankara mengakui sejumlah besar warga Armenia dan Turk tewas saat kekaisaran Ottoman berperang dengan Tsar Rusia.
Namun, Turki, dengan keras, membantah menggunakan kebijakan genosida sembari menggarisbawahi bahwa istilah itu belum ada kala itu.
Biden berusaha meredakan kemarahan Turki dengan menelepon Erdogan. Kedua pemimpin negara itu, dalam sambungan telepon pada Jumat (23/4), untuk bertemu di sela-sela KTT NATO, Juni mendatang.
Meski begitu, Senin (26/4), Erdogan meminta Biden mengaca sebelum menyebut Turki melakukan genosida.
"Kita juga bisa berbicara mengenai apa yang dialami warga Indian, kulit hitam, dan di Vietnam," sebut Erdogan. (AFP/OL-1)
Satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, Turki, Minggu (10/8) malam.
ADMINISTRASI Otonom Suriah Utara dan Timur (AANES) memperingatkan bahwa situasi krisis air di Sungai Efrat semakin parah setelah ketinggian air di Danau Bendungan Efrat menyusut.
SURIAH saat ini menghadapi krisis kemanusiaan besar akibat perubahan iklim, konflik geopolitik, dan penurunan curah hujan.
Sedikitnya 10 petugas pemadam dan relawan tewas saat memadamkan kebakaran di Turki.
FESTIVAL Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat sebagai jembatan diplomasi budaya antara Indonesia dan Turki.
ISRAEL dan Suriah mencapai kesepakatan gencatan senjata mendapat dukungan dari Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga lainnya.
Mengenal Armenia, negara kaya sejarah dengan budaya unik, alam indah, dan kuliner lezat. Temukan pesonanya di sini!
Inter selalu ingin lebih baik dari musim ke musim dan meski juara musim lalu tetap lapar gelar serta berusaha sekeras mungkin untuk mewujudkannya.
Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengonfirmasi Armenia akan keluar dari aliansi militer yang dipimpin Rusia, CSTO.
Rusia, setelah empat tahun penugasan di Nagorno-Karabakh, telah secara diam-diam menarik pasukannya dari wilayah tersebut.
Para sejarawan berharap pemulihan situs warisan dunia UNESCO ini dapat meringankan hubungan yang dirusak oleh sejarah masa lalu yang kelam antara kedua negara.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved