Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AMERIKA Serikat (AS), Minggu (18/4), memperingatkan Moskow tentang konsekuensi jika kritikus Kremlin yang mogok makan Alexei Navalny meninggal di penjara, ketika tim politikus oposisi itu menyerukan aksi protes massal di seluruh Rusia untuk membantu menyelamatkan hidupnya.
Sehari setelah dokter Navalny mengatakan kritikus Vladimir Putin itu bisa meninggal setiap saat, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan Washington telah memperingatkan Kremlin bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh komunitas internasional jika Navalny meninggal.
Prancis, Jerman, dan Uni Eropa, Minggu (19/4), juga turut bersuara atas kondisi Navalny dan menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas situasi tersebut pada Senin (19/4).
Baca juga: Kesehatan Memburuk, Navalny Disebut Bisa 'Meninggal Kapan Saja'
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut penahanan Navalny bermotif politik dan mengatakan otoritas Rusia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan tokoh oposisi itu.
Pada Minggu (19/4), tim Navalny menyerukan aksi protes besar-besaran di seluruh Rusia pada Rabu (31/4) malam, hanya beberapa jam setelah Putin akan menyampaikan pidato kenegaraannya.
"Sudah waktunya untuk bertindak. Kami berbicara tidak hanya tentang kebebasan Navalny tetapi juga hidupnya," kata tangan kanan Navalny, Leonid Volkov, di Facebook.
Volkov mengatakan aksi protes pada Rabu itu bisa menjadi pertempuran yang menentukan melawan "kejahatan absolut".
Belum ada reaksi langsung dari Kremlin mengenai hal itu. Namun, Duta Besar Rusia di London, Andrei Kelin, mengatakan Navalny tidak akan diizinkan meninggal di penjara.
"Tapi saya dapat mengatakan bahwa Navalny, dia berperilaku seperti penjahat," kata Kelin kepada BBC.
Pihak berwenang telah meningkatkan tekanan pada pendukung Navalny, beberapa bulan terakhir, dengan menahan lebih dari 10.000 pengunjuk rasa pada demonstrasi oposisi pada Januari dan Februari.
Navalny ditangkap pada Januari saat kembali ke Rusia, setelah pulih dari serangan keracunan yang hampir fatal, yang menurutnya diatur oleh Kremlin. Namun, Kremlin membantah tuduhan tersebut.
Dia memulai aksi mogok makan pada 31 Maret untuk menuntut perawatan medis yang tepat untuk sakit punggung dan mati rasa di kaki dan tangannya.
Pada Sabtu (17/4), dokter Navalny mengatakan kesehatannya memburuk dengan cepat dan meminta petugas penjara segera memberi akses kepada mereka. (AFP/OL-1)
Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Donald Trump untuk mengadakan putaran pembicaraan selanjutnya di Moskow.
Donald Trump dan Vladimir Putin bertemu untuk membhasa mengakhiri perang di Ukraina.
Sektor pertahanan memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu pada hari ini di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang tiga tahun antara Moskow dan Ukraina.
Presiden Donald Trump yakin Presiden Rusia Vladimir Putin siap capai kesepakatan terkait perang di Ukraina.
RUSIA diduga tengah mempersiapkan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir terbaru 9M730 Burevestnik, hanya beberapa hari menjelang pertemuan Putin dan Trump.
Pengadilan di Moskow memerintahkan penangkapan in absentia terhadap Yulia Navalnaya, istri dari politisi oposisi Alexey Navalny, dengan tuduhan berpartisipasi dalam organisasi ekstremis.
Majalah Forbes memasukkannya sebagai salah satu orang terkaya di struktur militer Rusia.
Para pendukung Navalny di Rusia, meskipun tanpa harapan untuk perubahan politik, menemukan dukungan bersama dalam menghadapi pemerintahan keras Vladimir Putin.
Yulia Navalnaya meneruskan perjuangan suaminya, Alexei Navalny melawan Putin dengan gerakan Siang Melawan Putin, di mana warga ke TPS memilih kandidat selain Putin.
Leonid Volkov, figur oposisi utama Rusia dan sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, mengalami serangan di luar rumahnya di Lithuania, Selasa (12/3).
Sebanyak 43 negara mendesak penyelidikan internasional atas kematian oposisi Rusia Alexei Navalny.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved