Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UNI Eropa, Rusia, dan Iran menyebut pembicaraan mengenai kesepakatan nuklir Iran, Sabtu (17/4), di Wina, berlansung positif.
Pembicaraan itu digelar sehari setelah Iran mengatakan telah mulai melakukan pengayaan uranium hingga kemurnian 60% setelah sebuah ledakan terjadi di fasilitas nuklir Natanz yang disebut Iran dilakukan oleh Israel.
Awal pekan ini, Iran mengancam akan meningkatkan pengayaan uranium mereka.
Baca juga: PBB Sambut Positif Usul Anies Soal Pencegahan Perubahan Iklim
Seorang juru bicara Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan lembaga itu telah mengonfirmasi bahwa Iran telah memulai proses pengayaan uranium dan tingat pengayaannya mencapai 55,3%.
Kabar itu mempersulit perundingan di Wina yang bertujuan menyelamatkan kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia yang ditinggalkan Amerika Serikat, hampir tiga tahun lalu.
Perwakilan Uni Eropa Enrique Mora, Sabtu (17/4), mengatakan ada kemajuan dalam perundingan itu namun masih banyak kerja yang harus dilakukan.
Adapun Duta Besar Rusia di Wina Mikhail Ulyanov menambahkan para peserta perundingan puas dengan kemajuan yang tercapai dan bertekad melanjutkan negosiasi hingga selesai dengan sukses.
Perundingan di Wina itu melibatkan Uni Eropa, Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia, dan Iran.
Perundingan itu bertujuan menenutkan sanksi AS terhadap Iran yang harus dicabut dan langkah yang harus dilakukan Iran untuk mengendalikan program nuklir mereka.
Kepala delegasi Iran Abbas Araghchi mengatakan perundingan di Wina berlangsung dengan apik.
"Tampaknya kesepakatan baru mulai terbentuk dan ada target yang sama antara semua delegasi," ujar Araghchi. (AFP/OL-1)
Pada kanker tiroid, biasanya pasien sudah melalui operasi. Kedokteran nuklir berperan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker.
Pemprov Jawa Barat menandatangani kerja sama penggunaan nuklir dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten)
Analisa stunting dengan teknologi berbasis nuklir.
Hasil analisa kasus stunting dengan menggunakan teknologi berbasis nuklir.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah stunting.
Hingga saat ini terdapat sembilan negara yang memiliki senjata nuklir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved