Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KRITIKUS Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny, akan melakukan mogok makan sampai menerima perawatan medis yang tepat untuk sakit punggung parah dan mati rasa di kakinya.
Pria yang kini tengah menjalani hukuman penjara selama dua setengah tahun itu mengaku kehilangan rasa di kedua kakinya dan menuntut agar dirawat dengan benar.
Pria 44 tahun itu mengatakan menderita saraf terjepit yang menyebabkan kaki kanannya mati rasa dan menuduh petugas penjara menolak memberinya perawatan medis yang memadai.
Navalny mengeluh hanya diberi obat penghilang rasa sakit, tetapi belum didiagnosis dengan benar. Dalam sebuah postingan di Instagram pada hari Rabu (31/4), Navalny mengatakan sakit punggung kini menyebabkan rasa di kaki kirinya juga menghilang.
"Saya melakukan mogok makan menuntut agar hukum ditaati dan dokter diizinkan mengunjungi saya," katanya.
Navalny, yang dianggap berisiko terbang oleh pihak berwenang, pekan lalu mengajukan dua pengaduan resmi terhadap otoritas penjara. Ia mengaku dibangunkan delapan kali semalam oleh penjaga yang mengumumkan ke kamera perekam bahwa dia masih di selnya.
Dia mengatakan alih-alih menerima perawatan medis, justru terus disiksa dengan dibuat kurang tidur.
“Saya berhak meminta dokter dan mendapat obat,” tulisnya.
“Ini sudah menggangguku,” imbuhnya.
Baca juga: Sebut Navalny Diracuni, AS Jatuhkan Sanksi kepada Pejabat Rusia
Navalny ditahan pada pertengahan Januari setelah kembali ke Rusia dari Jerman, usai menjalani pemulihan selama beberapa bulan dari serangan keracunan oleh agen saraf Novichok yang menurutnya diatur oleh Kremlin.
Dia diadili karena memfitnah seorang veteran Perang Dunia II dan melanggar ketentuan hukuman lama ditangguhkan yang dijatuhkan karena penipuan.
Minggu lalu, dia yakin menderita saraf terjepit akibat sering diangkut di gerbong polisi dan berdiri dengan posisi miring di penjara pengadilan untuk para terdakwa.
Dia bercanda tidak ingin berpisah dengan kaki kanannya dan menyindir tentang menjadi bajak laut berkaki satu.
Sekutu Navalny dan pemerintah Barat menilai penuntutannya bermotif politis. Aktivis hak asasi manusia mengatakan hukuman yang dijatuhkan pada Navalny adalah salah satu yang terburuk di Rusia dan istrinya Yulia telah mengajukan banding langsung kepada Putin untuk membebaskan sang suami.
Pengadilan hak asasi Eropa telah meminta Rusia untuk membebaskan pengkritik Kremlin itu karena mengkhawatirkan nyawanya, tetapi Moskow menolak seruan tersebut.(Straitstimes/OL-5)
Pengadilan di Moskow memerintahkan penangkapan in absentia terhadap Yulia Navalnaya, istri dari politisi oposisi Alexey Navalny, dengan tuduhan berpartisipasi dalam organisasi ekstremis.
Majalah Forbes memasukkannya sebagai salah satu orang terkaya di struktur militer Rusia.
Para pendukung Navalny di Rusia, meskipun tanpa harapan untuk perubahan politik, menemukan dukungan bersama dalam menghadapi pemerintahan keras Vladimir Putin.
Yulia Navalnaya meneruskan perjuangan suaminya, Alexei Navalny melawan Putin dengan gerakan Siang Melawan Putin, di mana warga ke TPS memilih kandidat selain Putin.
Leonid Volkov, figur oposisi utama Rusia dan sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, mengalami serangan di luar rumahnya di Lithuania, Selasa (12/3).
Sebanyak 43 negara mendesak penyelidikan internasional atas kematian oposisi Rusia Alexei Navalny.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved