Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

DPR AS Setujui Stimulus Covid-19 US$1,9 Triliun

Atikah Ishmah Winahyu
11/3/2021 07:35
DPR AS Setujui Stimulus Covid-19 US$1,9 Triliun
Presiden Joe Biden akan berpidato pada Kamis (11/3/2021) malam terkait stimulus US1,9 triliun untuk pemulihan ekonomi akibat covid-19.(Alex Wong/Getty Images/AFP)

DPR AS telah memberikan persetujuan akhir bagi stimulus covid-19 senilai US$1,9 triliun yang dirancang untuk mengurangi kerugian finansial akibat pandemi virus korona, mendorong ekonomi AS menuju pemulihan. Sebagian besar DPR memberikan persetujuan tuk mengirim rancangan undang-undang yang disetujui oleh Senat AS pada 6 Maret, kepada Presiden Joe Biden yang akan menandatanganinya pada Jumat (12/3).

"RUU ini mewakili kemenangan bersejarah dan bersejarah bagi rakyat Amerika,{ kata Biden di Gedung Putih setelah pengesahan RUU tersebut.

Biden berencana untuk berpidato pada Kamis (11/3) malam. Sebagai salah satu paket pengeluaran terbesar dalam sejarah AS, RUU tersebut memberikan cek langsung sebesar US$1.400 kepada sekitar 160 juta warga, memperluas tunjangan pengangguran federal sebesar US$300 seminggu kepada 10 juta pekerja yang menganggur, dan memberikan subsidi serta dana talangan senilai ratusan miliar.

"RUU ini memberikan bantuan keuangan langsung kepada lebih dari 80 persen keluarga Amerika dan membantu memberi makan orang Amerika yang kelaparan dan memberikan dukungan keuangan sehingga keluarga dapat membeli perawatan kesehatan," kata ketua Komite Anggaran DPR dari Partai Demokrat John Yarmuth.

"Undang-undang ini telah disebut sebagai salah satu bagian paling penting dari undang-undang dalam sejarah modern," imbuhnya.

Selain pembayaran langsung dan perpanjangan tunjangan pengangguran, RUU itu mencakup US$350 miliar untuk bantuan federal bagi negara bagian, kota, dan pemerintah suku untuk membantu menutupi kekurangan anggaran yang terjadi selama pandemi. Juga memberikan US$130 miliar dalam pendanaan untuk sekolah dasar dan menengah umum untuk mulai dibuka kembali serta pulih dari penutupan yang telah menyebabkan siswa AS kehilangan satu tahun pendidikan mereka.

Kemudian mencakup US$14 miliar untuk distribusi dan pasokan vaksin dan termasuk US$8,5 miliar untuk penyedia layanan kesehatan pedesaan. Pemerintah AS sudah berencana untuk mendistribusikan cukup banyak vaksin dari Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson untuk memvaksinasi setiap orang dewasa AS pada akhir Mei. Sejauh ini, lebih dari 123 juta dosis vaksin telah didistribusikan, menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC).

"Biden berencana untuk memesan 100 juta dosis lagi vaksin Johnson & Johnson, yang diproduksi bersama dengan Merck," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Dengan jutaan orang menganggur dan tidak mampu membayar sewa, RUU tersebut memperpanjang moratorium federal atas penggusuran hingga September dan memberikan bantuan sewa dan hipotek sebesar US$45 miliar.

RUU tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga AS termiskin sebesar 20 persen dan akan memotong pajak untuk keluarga kelas menengah yang memiliki anak-anak dengan rata-rata US$6.000, menurut analisis oleh Pusat Kebijakan Pajak Institut Perkotaan dan Brookings Institution.

baca juga: Kebijakan Stimulus AS Bikin Harga Emas Melonjak

Partai Republik keberatan dengan pengeluaran besar-besaran itu dan menyebutnya sebagai pemborosan sumber daya federal yang selanjutnya akan menambah hutang nasional AS karena tindakan yang lebih baik adalah dengan membuka kembali ekonomi. Perwakilan Marjorie Taylor Greene, seorang anggota DPR yang baru terpilih menyebut RUU stimulus US$1,9 triliun itu sembrono, tidak bertanggung jawab dan salah untuk dilakukan. Dia juga memperingatkan bahwa bantuan itu akan membawa generasi masa depan ke tumpukan hutang. (Aljazeera/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya