Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Biden Tunjuk Dua Jenderal Perempuan untuk Pimpin Komando Militer

Nur Aivanni
09/3/2021 07:52
Biden Tunjuk Dua Jenderal Perempuan untuk Pimpin Komando Militer
Jenderal Jacqueline Van Ovost (kiri) dan Jenderal Laura Richardson (kanan) dinominasikan oleh Presiden Biden pimpin komando militer AS.(MANDEL NGAN / AFP)

PRESIDEN AS Joe Biden mengumumkan pencalonan dua perempuan untuk memimpin komando militer AS. Pencalonan tersebut akan membuat mereka menjadi perempuan kedua dan ketiga yang memegang posisi militer senior di Amerika Serikat. Jenderal Angkatan Udara AS Jacqueline Van Ovost, satu-satunya perempuan yang mencapai pangkat jenderal bintang empat, tertinggi di militer, dicalonkan untuk mengepalai Komando Transportasi (USTRANSCOM).

Jenderal bintang tiga Laura Richardson dicalonkan untuk memimpin Komando Selatan (SOUTHCOM), yang mencakup Amerika Tengah dan Latin. Dia juga akan menerima pangkat bintang empat. 

Jika Senat mengonfirmasi pencalonan mereka, maka Van Ovost dan Richardson akan mengikuti Lori Robinson, yang merupakan perempuan pertama yang memimpin komando militer. Dia memimpin Komando Utara (NORTHCOM) sebelum pensiun pada tahun 2018.

"Masing-masing perempuan ini telah memimpin karier yang menunjukkan keterampilan, integritas, dan tugas negara yang tak tertandingi," kata Biden saat memperkenalkan kedua jenderal tersebut dalam pidato singkat di Gedung Putih, Senin (8/3).

"Hari ini adalah Hari Perempuan Internasional, dan kita semua perlu melihat dan mengakui pencapaian luar biasa dari para perempuan ini," tambahnya.

baca juga: AS Semakin Mendekati 100 Juta Vaksinasi Covid-19

Militer AS memiliki 11 komando, semuanya dipimpin oleh jenderal bintang empat. Bulan lalu, The New York Times melaporkan bahwa Pentagon telah memutuskan pencalonan Van Ovost dan Richardson pada awal tahun lalu.

Namun, menurut Times, pengumuman itu ditunda hingga setelah pemilihan presiden pada November karena mantan Menteri Pertahanan Mark Esper khawatir presiden saat itu Donald Trump tidak akan menyetujui pencalonan para jenderal karena gender mereka. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya