Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

PBB Minta Militer Myanmar Berhenti Bunuh Pengunjuk Rasa

Nur Aivanni
04/3/2021 20:33
PBB Minta Militer Myanmar Berhenti Bunuh Pengunjuk Rasa
Aksi para pengunjukrasa melawan kudeta militer di Yangoon, Myanmar, hari ini.(str / AFP)

PBB mengatakan sedikitnya 54 orang telah tewas dan lebih dari 1.700 orang ditahan sejak kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB menuntut militer untuk berhenti membunuh para pengunjuk rasa.

Pernyataan itu muncul setelah aksi protes paling mematikan di Myanmar, dengan sedikitnya 38 orang tewas pada Rabu dalam unjuk rasa di mana pasukan keamanan terlihat menembak ke arah massa.

Kepala HAM PBB Michelle Bachelet mendesak pasukan keamanan untuk menghentikan tindakan keras mereka terhadap pengunjuk rasa damai.

"Militer Myanmar harus berhenti membunuh dan memenjarakan pengunjuk rasa," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Benar-benar mengerikan bahwa pasukan keamanan menembakkan peluru tajam terhadap pengunjuk rasa damai di seluruh negeri," tambahnya.

Baca juga: Aktivis Myanmar Berjanji Gelar Aksi Protes Lebih Besar

Bachelet menambahkan bahwa dia juga terkejut dengan serangan yang didokumentasikan terhadap staf medis darurat dan ambulans yang berusaha memberikan perawatan kepada mereka yang terluka.

Kantor HAM PBB mengatakan telah menguatkan informasi bahwa sedikitnya 54 orang telah dibunuh oleh petugas polisi dan militer sejak 1 Februari.

"Korban tewas sebenarnya, bagaimanapun, bisa jauh lebih tinggi karena ini adalah angka yang dapat diverifikasi oleh kantor," tegasnya. Pembunuhan telah meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir.

Sejak kudeta, lebih dari 1.700 orang juga telah ditangkap dan ditahan secara sewenang-wenang sehubungan dengan partisipasi mereka dalam aksi protes atau keterlibatan dalam kegiatan politik, kata pernyataan itu. Setidaknya 700 orang ditahan pada hari Rabu saja. (AFP/OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya