Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMENTERIAN Luar Negeri Rusia mendesak pemerintah AS untuk tidak bermain api setelah Washington, pada Selasa (2/3), mengumumkan sanksi terhadap individu dan entitas Rusia atas dugaan keracunan kritikus Kremlin Alexei Navalny.
Dalam sebuah pernyataan daring, kementerian luar negeri menyebut sanksi AS sebagai serangan anti-Rusia yang bermusuhan dengan dalih yang tidak masuk akal.
"Terlibat dalam masalah internalnya sendiri, Gedung Putih kembali mencoba menumbuhkan citra musuh eksternal. Kami telah berulang kali mengomentari kebijakan Amerika ini, yang tanpa logika dan makna dan hanya semakin memperburuk hubungan bilateral," kata pernyataan tersebut.
Baca juga: Pengkritik Putin, Alexei Navalny Kecam Kasus Pidananya
Kementerian tersebut mengatakan Rusia akan membalas berdasarkan prinsip timbal balik dan terus dengan tegas membela kepentingan nasionalnya.
Kementerian meminta Amerika Serikat untuk menghormati kewajibannya dan menghancurkan senjata kimia, yang tidak dimiliki Rusia sejak 2017. (Xinhua/OL-5)
Kremlin kembali menekankan bahwa invasi Rusia bertujuan untuk menghilangkan akar penyebab konflik.
Trump merasa frustasi terhadap kedua pihak yang berkonflik yakni Rusia dan Ukraina.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Pengadilan di Moskow memerintahkan penangkapan in absentia terhadap Yulia Navalnaya, istri dari politisi oposisi Alexey Navalny, dengan tuduhan berpartisipasi dalam organisasi ekstremis.
Majalah Forbes memasukkannya sebagai salah satu orang terkaya di struktur militer Rusia.
Para pendukung Navalny di Rusia, meskipun tanpa harapan untuk perubahan politik, menemukan dukungan bersama dalam menghadapi pemerintahan keras Vladimir Putin.
Yulia Navalnaya meneruskan perjuangan suaminya, Alexei Navalny melawan Putin dengan gerakan Siang Melawan Putin, di mana warga ke TPS memilih kandidat selain Putin.
Leonid Volkov, figur oposisi utama Rusia dan sekutu dekat mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, mengalami serangan di luar rumahnya di Lithuania, Selasa (12/3).
Sebanyak 43 negara mendesak penyelidikan internasional atas kematian oposisi Rusia Alexei Navalny.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved