Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Jumlah Pengujian Covid-19 di Myanmar Turun Akibat Kudeta

Atikah Ishmah Winahyu
09/2/2021 14:39
Jumlah Pengujian Covid-19 di Myanmar Turun Akibat Kudeta
Tenaga kesehatan mengambil sampel swab pasien(AFP/ SAI AUNG MAIN )

PENGUJIAN virus korona di Myanmar turun drastis usai kudeta militer yang memicu kampanye pembangkangan sipil dan protes massal melanda negara tersebut.

Jumlah tes harian yang dilaporkan pada Senin (8/2) malam hanya mencapai 1.987, jumlah terendah sejak 29 Desember 2020. Sementara sebelum kudeta 1 Februari, jumlah testing rata-rata lebih dari 17.000 per hari dalam seminggu. Sejak kudeta, tes per hari rata-rata mencapai 9.350.

Jumlah kasus yang ditemukan pada Senin hanya empat orang, dibandingkan dengan rata-rata 420 kasus per hari pada minggu terakhir bulan Januari.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan menolak berkomentar. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/2), kementerian meminta bantuan petugas kesehatan dengan kampanye vaksinasi yang dimulai akhir bulan lalu.

Dikatakan, semua anggota staf didesak untuk kembali ke tugas mereka dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien.

Baca juga: Parlemen Myanmar Tolak Pemerintahan Junta Militer

Myanmar telah menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus covid-19 terparah di Asia Tenggara dengan total 31.177 kematian dari lebih dari 141.000 kasus.

Petugas kesehatan menjadi yang terdepan dalam kampanye pembangkangan sipil melawan kudeta, menghentikan pekerjaan mereka untuk menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan pengakuan atas kemenangan besar partainya dalam pemilihan November.

Pemerintah Aung San Suu Kyi melembagakan lockdown yang membantu mengurangi penyebaran virus dan jumlah kematian dari puncaknya pada bulan Oktober, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang keras di salah satu negara termiskin di kawasan itu.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing, yang memecat dan menahan Aung San Suu Kyi, berjanji dalam pidato pertamanya di televisi pada Senin untuk menjadikan perang melawan covid-19 sebagai prioritas, termasuk vaksinasi untuk semua.(CNA/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya