Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pengamat: ASEAN Mestinya Satu Suara Tanggapi Myanmar

Andhika Prasetyo
02/2/2021 22:05
Pengamat: ASEAN Mestinya Satu Suara Tanggapi Myanmar
kendaraan militer Myanmar terlihat di jalan-jalan protokol di sejumlah kota di Myanmar(AFP/STR)

PAKAR hubungan internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah mengungkapkan negara-negara anggota ASEAN seharusnya memiliki satu suara dan menunjukkan sikap tegas dalam menyikapi pergolakan politik yang terjadi di Myanmar.

Sejauh ini, hanya tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura yang secara vokal mendorong adanya penyelesaian konflik di negara tersebut.

Sementara, negara-negara lain seperti Thailand, Kamboja, Laos dan Filipina bersikap sangat hati-hati dan memandang gejolak politik di Myanmar sebagai urusan dalam negeri yang tidak perlu dicampuri.

Rezasyah menilai negara-negara tersebut takut untuk bersuara lantaran belum memiliki kemantapan dalam berdemokrasi.

"Mereka khawatir menyinggung kelompok-kelompok yang berseberangan di dalam negeri hingga akhirnya hal serupa terjadi di negara mereka sendiri," ujar Rezasyah kepada Media Indonesia, Selasa (2/2).

Baca juga : Kesehatan Suu Kyi Baik Pascapenangkapan

Jika sikap tersebut terus dipegang dan suara ASEAN tetap terpecah, kawasan akan mengalami dampak kerugian yang sangat besar.

Itu akan menunjukkan bahwa ASEAN tidak mampu membuktikan diri sebagai organisasi regional yang andal. ASEAN akan dikenal sebagai kawasan yang tidak bisa membangun demokrasi karena membiarkan terjadinya pelanggaran demokrasi di salah satu negara anggota.

"Itu jelas akan mengganggu target-target di kawasan. Kita tahu ASEAN memiliki agenda besar hingga 2025 yang tertuang dalam ASEAN Community 2025. Itu bisa tidak terwujud karena adanya kemunduran di Myanmar," tuturnya.

Oleh karena itu, di situasi seperti sekarang, Indonesia memiliki peran yang sangat vital. Indonesia, ucap Reza, adalah satu-satunya negara di kawasan yang disegani Myanmar.

"Kita harus bisa menjalin komunikasi dengan baik. Pemerintah Indonesia bisa melakukan pendekatan dengan kubu Aung San Suu Kyi dan TNI bisa berbicara dengan militer Myanmar. Mereka punya jalur masing-masing yang bisa dimanfaatkan untuk berunding," ucap Reza. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya