Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
LEBIH dari 500 orang terdiri dari warga sipil dan tentara Myanmar melarikan diri ke wilayah Thailand pada Sabtu (13/7) setelah terjadi serangan oleh kelompok etnis bersenjata terhadap pangkalan militer di negara bagian Kayin.
Informasi itu disampaikan langsung oleh militer Thailand dalam pernyataan resminya. Myanmar terus dilanda konflik berkepanjangan sejak kudeta militer pada 2021. Sejak itu, junta militer berhadapan dengan gabungan kelompok bersenjata etnis dan pasukan pemberontak pro-demokrasi.
Salah satu kelompok tersebut ialah Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), yang melancarkan serangan terbaru.
"Pasukan Myanmar berusaha bertahan dan meminta bantuan serangan balik untuk mempertahankan posisi mereka, tetapi akhirnya gagal mempertahankan garis pertahanan," bunyi pernyataan militer Thailand.
Pihak berwenang Thailand melaporkan sebanyak 100 tentara Myanmar dan 467 warga sipil menyeberang ke wilayah mereka. Setibanya di perbatasan, senjata mereka dilucuti, diberikan bantuan medis, serta menerima pertolongan kemanusiaan.
Demi mengantisipasi potensi pelanggaran kedaulatan oleh pasukan asing bersenjata, militer Thailand meningkatkan patroli di sepanjang perbatasan, khususnya di Provinsi Tak bagian barat.
Pimpinan sayap politik KNLA, Saw Thamain Tun, mengonfirmasi terjadi pertempuran di sekitar perbatasan. Ia mengatakan pasukan gabungan berhasil merebut beberapa pos militer dari tangan tentara Myanmar.
"Beberapa (tentara Myanmar) membelot ke pihak kami, tetapi sebagian lain melarikan diri ke Thailand," ujarnya.
Kelompok bersenjata dari etnis Karen telah lama menjadi oposisi terhadap kekuasaan militer Myanmar dan kini memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap junta, terutama di wilayah-wilayah perbatasan.
Konflik yang tak kunjung usai ini telah menyebabkan gelombang pengungsian besar-besaran. Menurut data PBB, terdapat sekitar 81.000 pengungsi dan pencari suaka asal Myanmar yang kini tinggal di Thailand.
KNLA sendiri telah berjuang selama puluhan tahun untuk memperjuangkan otonomi yang lebih besar bagi etnis Karen yang tinggal di bagian tenggara Myanmar. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved