Penambang di Tiongkok Ditemukan Tewas Akibat Ledakan

Atikah Ishmah Winahyu
25/1/2021 21:40
Penambang di Tiongkok Ditemukan Tewas Akibat Ledakan
Penyelamatan korban ledakan tambang(AFP)

SEMBILAN penambang Tiongkok yang sebelumnya masih terperangkap di bawah tanah selama lebih dari dua minggu dipastikan tewas, Senin (25/1). Sementara satu orang lainnya masih belum ditemukan usai ledakan di lokasi tersebut.

 

"Dari Minggu sore hingga sore ini (Senin), petugas penyelamat tidak berhenti mencari, dan menemukan sembilan penambang lagi yang terperangkap yang sayangnya semuanya tewas," kata Walikota Yantai, Chen Fei, dalam sebuah penjelasan Senin (25/1).

 

"Bersama dengan seorang penambang yang meninggal pada hari Kamis, mayat sembilan penambang yang meninggal semuanya diangkat dari tambang,” imbuhnya.

 

Chen menjelaskan, berdasarkan dari posisi korban, kesembilan penambang telah tewas akibat ledakan sekunder di tambang pada 10 Januari ketika mereka mencoba melarikan diri.

 

Dia menuturkan, tim penyelamat tidak akan berhenti mencari sampai penambang terakhir yang tersisa ditemukan. Dia menambahkan bahwa tingkat air bawah tanah yang tinggi di bagian tambang telah menyebabkan operasi penyelamatan yang rumit.

 

Ledakan awal yang terjadi di poros ventilator tambang, menyebabkan penyumbatan yang merusak kereta gantung. Operasi penyelamatan dipercepat pada hari Minggu ketika penyumbatan di poros ventilator dibersihkan.

 

Sebelumnya, sebanyak 22 orang penambang terperangkap ratusan meter di bawah tanah akibat ledakan di tambang Hushan di provinsi Shandong timur pada 10 Januari. Kontak pertama kali dibuat seminggu yang lalu dengan sekelompok 11 penambang terperangkap di bagian tambang sekitar 580m di bawah permukaan.

 

Seorang penambang terluka parah pada ledakan awal dan meninggal setelah jatuh koma. Penambang lain ditemukan hidup-hidup oleh penyelamat ketika mereka berusaha mencapai kelompok tersebut.

 

11 korban selamat akhirnya dibawa ke permukaan pada Minggu. Kecelakaan pertambangan biasa terjadi di sektor berbahaya dan tidak diatur dengan baik di Tiongkok. (CNA/OL-8)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya