Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
VAKSIN covid-19 potensial yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford memberikan respon imun yang kuat bagi kelompok usia tua. Data dari uji coba tahap menengah ini menunjukkan bahwa vaksin tersebut berpotensi mampu melindungi kelompok yang paling rentan terhadap wabah covid-19.
Para peneliti mengatakan, sebagian data yang dilaporkan pada bulan lalu dan telah diterbitkan secara lengkap di jurnal medis The Lancet pada Kamis (19/11). Hasilnya menunjukkan, warga yang berusia di atas 70 tahun yang berisiko tinggi terjangkit penyakit parah dan mengalami kematian akibat covid-19, dapat membangun kekebalan yang kuat untuk melawan infeksi covid-19.
“Respon antibodi dan sel T yang kuat yang terlihat pada lansia dalam penelitian kami sangat menggembirakan,” kata konsultan sekaligus wakil pimpinan peneliti di grup Oxford Vaccine.
“Populasi yang paling berisiko terkena penyakit covid-19 serius ialah orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu dan lansia. Kami berharap ini berarti bahwa vaksin kami akan membantu melindungi beberapa orang yang paling rentan di masyarakat, tetapi dibutuhkan penelitian lebih lanjut sebelum kita yakin,” lanjutnya.
Baca juga: Badan POM Kawal Keamanan, Khasiat, dan Mutu Vaksin Produk Sinovac
Para peneliti menuturkan, uji coba tahap akhir atau fase III sedang berlangsung untuk mengonfirmasi temuan dan menguji apakah vaksin mampu melindungi berbagai kelompok usia dari infeksi covid-19, termasuk pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
“Data efektivitas pertama dari uji coba fase III kemungkinan akan keluar dalam beberapa minggu ke depan,” bunyi laporan Lancet.
Kandidat vaksin covid-19 Oxford-AstraZeneca yang disebut AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, telah berada di antara pelopor dalam upaya global untuk mengembangkan vaksin guna melindungi dari infeksi virus SARS-CoV-2.
Namun para saingannya, Pfizer, BioNTech, dan Moderna dalam 10 hari terakhir semakin berada di depan, dengan merilis data dari uji coba vaksin covid-19 tahap akhir yang menunjukkan tingkat kemanjuran lebih dari 90%. (CNA/A-2)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Meskipun survei serologi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan antibodi pada penerima booster pertama, hal itu tidak serta merta mengabaikan booster kedua
Vaksin booster kedua sangat penting untuk meningkatkan imunitas masyarakat yang pada booster pertama memiliki jarak yang jauh.
Terbitnya vaksin dengan platform mRNA tersebut menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain vaksin Sinovac/Coronava
Agar kenaikan kasus covid-19 di beberapa negara tidak merambat ke Indonesia maka pengawasan di pintu masuk negara juga perlu diperketat
Pada November tahun ini diharapkan ada 5 juta dosis vaksin dalam negeri yang bisa dipakai masyarakat dan pada Desember juga diproduksi 5 juta dosis.
Aplikasi PeduliLindungi dikembangkan untuk memutus mata rantai penularan covid-19, yang tersedia untuk gawai dengan sistem operasi Android dan iOS, serta versi website.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved