Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DEMONSTRAN prodemokrasi Thailand memanjang sebuah monumen di Bangkok, Sabtu (14/11) malam, untuk memasang sebuah spanduk raksasa bertuliskan slogan antipemerintah.
Selama berbulan-bulan, aksi demonstrasi yang dimotori mahasiswa, digelar di Thailand, Mereka menuntut perubahan konstitusi, perubahan cara keluarga kerajaan beroperasi, dan bagi Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengundurkan diri.
Ribuan orang hadir di demonstrasi bertema karnaval yang diberi judul Mob Fest di Monumen Demokrasi, perempatan utama di Bangkok.
Baca juga: Loyalis Trump Gelar Unjuk Rasa di Washington
Pada sore hari, mahasiswa dan demonstran lainnya menuliskan pesan di sebuah kain putih.
"Kalian telah mencuri masa depan saya," bunyi salah satu pesan.
"Demokrasi akan menang," bunyi pesan lainnya.
Desainer grafis asal Bangkok, Pearl, 25, menonton saat sekelompok demonstran menggunakan tangga memanjat monumen setinggi 3 meter.
"Ini adalah simbol dari kebebasan berbicara," ujarnya.
Para demonstran menyanyikan versi Thailand dari lagu Do You Hear the People Sing dari drama Les Miserables. Mereka juga mengangkat tiga jari, referensi perlawanan dari film The Hunger Games.
Sebelumnya, para demonstran membalikkan badan dan mengangkat tiga jari ketika rombongan raja melintas. (AFP/OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved